Mata-mata Asing Ingin Curi Rahasia Militer Australia, China Jadi Tersangka
Minggu, 16 Agustus 2020 - 09:31 WIB
CANBERRA - Departemen Pertahanan (Dephan) Australia memperingatkan bahwa agen mata-mata asing "sangat aktif" dalam rencana untuk mencuri rahasia militer negara itu. Dephan Australia bahkan menyebut aktifitas ini sebagai ancaman ekstrim bagi proyek pembuatan kapal multi miliar dolar negeri kanguru itu.
Penilaian yang mengkhawatirkan dan blak-blakan ini dinilai menjadi alasan bagi Dephan Australia untuk memblokir rilis publik catatan pengarahan rahasia kepada Pemerintah Perdana Menteri Scott Morrison tentang proyek maritim saat ini dan masa depan.
"Badan Intelijen Luar Negeri saat ini dinilai sebagai ancaman ekstrim bagi Kemampuan Kedaulatan dan Kepentingan Strategis Persemakmuran," kata Dephan Australia menanggapi penerapan kebebasan informasi (FOI).
"Musuh-musuh ini sangat aktif dalam mengejar akses ke informasi yang berkaitan dengan kemampuan maritim Australia saat ini dan di masa depan untuk memajukan kepentingan mereka sendiri dan merusak kemampuan Australia," sambung Departemen itu dalam pengajuan resmi yang ditulis bulan ini.
"Pelepasan informasi ini dapat digunakan untuk secara langsung, atau tidak langsung, merusak kepentingan Australia," demikian kata Dephan Australia seperti dikutip dari ABC, Minggu (16/8/2020).
Dephan Australia telah menolak untuk menunjuk aktor asing mana yang diyakini bertanggung jawab untuk menargetkan industri pembuatan kapal angkatan laut Australia. Meski begitu, secara pribadi para tokoh keamanan nasional percaya bahwa Pemerintah China adalah penyebab utamanya.
Kekhawatiran yang berkembang tentang spionase China mendorong politisi menyerukan penutupan konsulat China yang cukup besar di Australia Selatan, atau pengurangan jumlah diplomat yang berbasis di sana.
Pada tahun 2016, Beijing membuka kantor Konsulat Jenderal baru di pinggiran kota Adelaide, Findon untuk sekitar 10 staf, yang terletak di lokasi yang juga termasuk markas besar Asosiasi China Perantauan.
"Tidak luput dari saya bahwa konsulat itu berdiri pada tahun yang sama dengan program pembuatan kapal angkatan laut yang signifikan diumumkan oleh Pemerintah Koalisi," kata Senator Patrick.
Penilaian yang mengkhawatirkan dan blak-blakan ini dinilai menjadi alasan bagi Dephan Australia untuk memblokir rilis publik catatan pengarahan rahasia kepada Pemerintah Perdana Menteri Scott Morrison tentang proyek maritim saat ini dan masa depan.
"Badan Intelijen Luar Negeri saat ini dinilai sebagai ancaman ekstrim bagi Kemampuan Kedaulatan dan Kepentingan Strategis Persemakmuran," kata Dephan Australia menanggapi penerapan kebebasan informasi (FOI).
"Musuh-musuh ini sangat aktif dalam mengejar akses ke informasi yang berkaitan dengan kemampuan maritim Australia saat ini dan di masa depan untuk memajukan kepentingan mereka sendiri dan merusak kemampuan Australia," sambung Departemen itu dalam pengajuan resmi yang ditulis bulan ini.
"Pelepasan informasi ini dapat digunakan untuk secara langsung, atau tidak langsung, merusak kepentingan Australia," demikian kata Dephan Australia seperti dikutip dari ABC, Minggu (16/8/2020).
Dephan Australia telah menolak untuk menunjuk aktor asing mana yang diyakini bertanggung jawab untuk menargetkan industri pembuatan kapal angkatan laut Australia. Meski begitu, secara pribadi para tokoh keamanan nasional percaya bahwa Pemerintah China adalah penyebab utamanya.
Kekhawatiran yang berkembang tentang spionase China mendorong politisi menyerukan penutupan konsulat China yang cukup besar di Australia Selatan, atau pengurangan jumlah diplomat yang berbasis di sana.
Pada tahun 2016, Beijing membuka kantor Konsulat Jenderal baru di pinggiran kota Adelaide, Findon untuk sekitar 10 staf, yang terletak di lokasi yang juga termasuk markas besar Asosiasi China Perantauan.
"Tidak luput dari saya bahwa konsulat itu berdiri pada tahun yang sama dengan program pembuatan kapal angkatan laut yang signifikan diumumkan oleh Pemerintah Koalisi," kata Senator Patrick.
Lihat Juga :
tulis komentar anda