Siapa Diomaye Faye? Pemimpin Oposisi yang Memenangkan Pemilu Senegal
Rabu, 27 Maret 2024 - 22:22 WIB
Selain itu, ia ingin menegosiasikan ulang kontrak pertambangan dan hidrokarbon. Negara ini diperkirakan akan memulai produksi hidrokarbon tahun ini.
Tantangan terbesar bagi pemimpin baru ini adalah mengatasi tingkat pengangguran yang lebih dari 20 persen.
“Merupakan ketidakadilan karena saya tidak bisa mendapatkan pekerjaan. Saya diberi ijazah negara dan negara tidak dapat mencarikan pekerjaan untuk saya,” Yacoub Diouf dari Senegal mengatakan kepada Nicolas Haque dari Al Jazeera.
Foto/Reuters
Kemenangan bagi Faye adalah pertanda baik bagi demokrasi di Senegal, kata Alioune Tine, pendiri lembaga pemikir Afrikajom Center dan mantan direktur regional Amnesty International untuk Afrika Barat dan Tengah.
“Demokrasi muak dengan kekerasan politik, kekerasan negara, dan kematian,” kata Tine kepada Al Jazeera, merujuk pada kekerasan politik dalam beberapa tahun terakhir. Dia menambahkan, ketidakmampuan Sonko untuk mengikuti pemilu menunjukkan bahwa demokrasi sedang sakit.
“Tapi dia [Sonko] punya ide cemerlang untuk mencalonkan orang nomor dua itu menjadi calon,” ujarnya.
Tine menambahkan bahwa aspek positif dari demokrasi Senegal adalah sejak kemerdekaannya, Senegal tidak pernah mengizinkan kudeta militer, tidak seperti negara-negara Afrika Barat lainnya yang krisis politiknya sama dengan kudeta.
Tantangan terbesar bagi pemimpin baru ini adalah mengatasi tingkat pengangguran yang lebih dari 20 persen.
“Merupakan ketidakadilan karena saya tidak bisa mendapatkan pekerjaan. Saya diberi ijazah negara dan negara tidak dapat mencarikan pekerjaan untuk saya,” Yacoub Diouf dari Senegal mengatakan kepada Nicolas Haque dari Al Jazeera.
4. Menjanjikan Demokrasi yang Lebih Baik
Foto/Reuters
Kemenangan bagi Faye adalah pertanda baik bagi demokrasi di Senegal, kata Alioune Tine, pendiri lembaga pemikir Afrikajom Center dan mantan direktur regional Amnesty International untuk Afrika Barat dan Tengah.
“Demokrasi muak dengan kekerasan politik, kekerasan negara, dan kematian,” kata Tine kepada Al Jazeera, merujuk pada kekerasan politik dalam beberapa tahun terakhir. Dia menambahkan, ketidakmampuan Sonko untuk mengikuti pemilu menunjukkan bahwa demokrasi sedang sakit.
“Tapi dia [Sonko] punya ide cemerlang untuk mencalonkan orang nomor dua itu menjadi calon,” ujarnya.
Tine menambahkan bahwa aspek positif dari demokrasi Senegal adalah sejak kemerdekaannya, Senegal tidak pernah mengizinkan kudeta militer, tidak seperti negara-negara Afrika Barat lainnya yang krisis politiknya sama dengan kudeta.
(ahm)
tulis komentar anda