Israel dan Turki Cekcok Gara-gara Erdogan Ancam Kirim Netanyahu ke Allah
Senin, 25 Maret 2024 - 08:11 WIB
TEL AVIV - Rezim Zionis dan Ankara terlibat cekcok diplomatik. Perseteruan ini dipicu oleh komentar Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang mengancam akan "mengirim" Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu ke Allah.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, memerintahkan pejabatnya untuk memanggil perwakilan Kedutaan Turki atas pernyataan Erdogan.
“Saya menginstruksikan pejabat Kementerian Luar Negeri Israel untuk memanggil wakil duta besar Turki untuk Israel untuk mendapat teguran serius, menyusul serangan Erdogan terhadap Perdana Menteri Netanyahu dan ancamannya untuk mengirim Netanyahu kepada Allah, dan untuk menyampaikan pesan yang jelas kepada Erdogan,” tulis Katz di X.
“Anda yang mendukung pembakaran bayi, pembunuh, pemerkosa, dan mutilasi mayat oleh penjahat Hamas, adalah orang terakhir yang bisa berbicara tentang Tuhan," lanjut Katz, seperti dikutip Jerusalem Post, Minggu (24/3/2024).
“Tidak ada Tuhan yang mau mendengarkan mereka yang mendukung kekejaman dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh teman-teman Hamas yang biadab. Diam dan malu!” imbuh Katz.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki Oncu Keceli membalas dengan mengatakan: “Türki akan terus mengatakan kebenaran, dan membawa penganiayaan terhadap rakyat Palestina ke dalam agenda global.”
“Kejahatan yang dilakukan Israel di Gaza selama enam bulan terakhir tidak dapat lagi disembunyikan, dan Israel diadili atas tuduhan genosida,” lanjut Keceli.
Pada hari Kamis, saat berbicara di pertemuan umum politik, Erdogan mengatakan: “Kami menyerahkan orang yang dikenal sebagai Netanyahu kepada Tuhan kami yang bernama Al-Qahhar,” katanya mengacu pada Allah dengan salah satu dari 99 nama-Nya. “Biarkan Tuhan kita hancurkan dia," lanjut Erdogan.
Kedua negara telah berselisih sejak Israel menyatakan perang terhadap Hamas pada bulan Oktober sebagai tanggapan atas serangan kelompok perlawanan Palestina tersebut, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan lebih dari 200 orang disandera.
Pengeboman balasan Israel di Gaza dan operasi daratnya telah menyebabkan kematian sedikitnya 32.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Pemimpin Turki tersebut telah berulang kali membandingkan PM Israel dengan diktator Nazi Jerman Adolf Hitler, dan menuduh Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.
Israel, sementara itu, mengeklaim bahwa presiden Turki termasuk di antara orang-orang anti-Semit terburuk dalam sejarah, karena sikapnya terhadap konflik dan dukungannya terhadap Hamas.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, memerintahkan pejabatnya untuk memanggil perwakilan Kedutaan Turki atas pernyataan Erdogan.
“Saya menginstruksikan pejabat Kementerian Luar Negeri Israel untuk memanggil wakil duta besar Turki untuk Israel untuk mendapat teguran serius, menyusul serangan Erdogan terhadap Perdana Menteri Netanyahu dan ancamannya untuk mengirim Netanyahu kepada Allah, dan untuk menyampaikan pesan yang jelas kepada Erdogan,” tulis Katz di X.
“Anda yang mendukung pembakaran bayi, pembunuh, pemerkosa, dan mutilasi mayat oleh penjahat Hamas, adalah orang terakhir yang bisa berbicara tentang Tuhan," lanjut Katz, seperti dikutip Jerusalem Post, Minggu (24/3/2024).
“Tidak ada Tuhan yang mau mendengarkan mereka yang mendukung kekejaman dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh teman-teman Hamas yang biadab. Diam dan malu!” imbuh Katz.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki Oncu Keceli membalas dengan mengatakan: “Türki akan terus mengatakan kebenaran, dan membawa penganiayaan terhadap rakyat Palestina ke dalam agenda global.”
“Kejahatan yang dilakukan Israel di Gaza selama enam bulan terakhir tidak dapat lagi disembunyikan, dan Israel diadili atas tuduhan genosida,” lanjut Keceli.
Pada hari Kamis, saat berbicara di pertemuan umum politik, Erdogan mengatakan: “Kami menyerahkan orang yang dikenal sebagai Netanyahu kepada Tuhan kami yang bernama Al-Qahhar,” katanya mengacu pada Allah dengan salah satu dari 99 nama-Nya. “Biarkan Tuhan kita hancurkan dia," lanjut Erdogan.
Kedua negara telah berselisih sejak Israel menyatakan perang terhadap Hamas pada bulan Oktober sebagai tanggapan atas serangan kelompok perlawanan Palestina tersebut, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan lebih dari 200 orang disandera.
Pengeboman balasan Israel di Gaza dan operasi daratnya telah menyebabkan kematian sedikitnya 32.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Pemimpin Turki tersebut telah berulang kali membandingkan PM Israel dengan diktator Nazi Jerman Adolf Hitler, dan menuduh Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.
Israel, sementara itu, mengeklaim bahwa presiden Turki termasuk di antara orang-orang anti-Semit terburuk dalam sejarah, karena sikapnya terhadap konflik dan dukungannya terhadap Hamas.
(mas)
tulis komentar anda