5 Alasan Rusia Mengubah Narasi Perang Melawan Ukraina dan NATO
Minggu, 24 Maret 2024 - 20:20 WIB
MOSKOW - Narasi Rusia dalam konflik Ukraina mengalami perubahan. Awalnya, Rusia mengatakan bahwa apa yang digambarkannya selama lebih dari dua tahun sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina. Tapi, kini konflik tersebut "menjadi perang" karena keterlibatan Barat.
Foto/Reuters
Melansir Reuters, Presiden Vladimir Putin menciptakan istilah "operasi militer khusus" - inisial Rusia adalah SVO - pada 24 Februari 2022, hari dimana ia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina. Dengan menggunakan eufemisme tersebut, ia menciptakan ekspektasi akan suatu tindakan yang terbatas waktu dan skalanya serta tidak akan mengganggu kehidupan normal sebagian besar warga Rusia.
Dia juga menutup kritik terhadap invasi tersebut dan menjadikannya sebuah kejahatan jika menggambarkan perang sebagai perang dengan menandatangani undang-undang yang menetapkan hukuman penjara yang lama karena "mendiskreditkan" angkatan bersenjata atau menyebarkan "informasi palsu" tentang mereka.
Foto/Reuters
Gagasan bahwa Rusia tidak benar-benar berperang menjadi mustahil untuk dipertahankan, mengingat besarnya jumlah korban, peningkatan besar dalam belanja pertahanan dan produksi militer, dan frekuensi serangan Ukraina tidak hanya di wilayah perbatasan tetapi juga jauh ke dalam wilayah Rusia.
Putin terus merujuk pada SVO namun semakin menggambarkan konflik di Rusia sebagai perjuangan eksistensial yang serupa dengan yang dilakukan Uni Soviet melawan Nazi Jerman pada Perang Dunia Kedua. Dia menuduh negara-negara Barat menggunakan Ukraina sebagai teater untuk berperang melawan Rusia dengan memasok senjata, uang, dan intelijen.
5 Alasan Rusia Mengubah Narasi Perang Melawan Ukraina dan NATO
1. Awalnya Operasi Militer Khusus yang Tidak Mengganggu Warga Rusia
Foto/Reuters
Melansir Reuters, Presiden Vladimir Putin menciptakan istilah "operasi militer khusus" - inisial Rusia adalah SVO - pada 24 Februari 2022, hari dimana ia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina. Dengan menggunakan eufemisme tersebut, ia menciptakan ekspektasi akan suatu tindakan yang terbatas waktu dan skalanya serta tidak akan mengganggu kehidupan normal sebagian besar warga Rusia.
Dia juga menutup kritik terhadap invasi tersebut dan menjadikannya sebuah kejahatan jika menggambarkan perang sebagai perang dengan menandatangani undang-undang yang menetapkan hukuman penjara yang lama karena "mendiskreditkan" angkatan bersenjata atau menyebarkan "informasi palsu" tentang mereka.
2. Perjuangan Eksistensi
Foto/Reuters
Gagasan bahwa Rusia tidak benar-benar berperang menjadi mustahil untuk dipertahankan, mengingat besarnya jumlah korban, peningkatan besar dalam belanja pertahanan dan produksi militer, dan frekuensi serangan Ukraina tidak hanya di wilayah perbatasan tetapi juga jauh ke dalam wilayah Rusia.
Putin terus merujuk pada SVO namun semakin menggambarkan konflik di Rusia sebagai perjuangan eksistensial yang serupa dengan yang dilakukan Uni Soviet melawan Nazi Jerman pada Perang Dunia Kedua. Dia menuduh negara-negara Barat menggunakan Ukraina sebagai teater untuk berperang melawan Rusia dengan memasok senjata, uang, dan intelijen.
tulis komentar anda