Mengapa Negara-negara di Asia Timur Mengalami Krisis Bayi?

Sabtu, 16 Maret 2024 - 21:21 WIB
Menurut laporan CIA, angka kelahiran di Taiwan yang memiliki pemerintahan mandiri adalah yang terendah di dunia, yaitu hanya 1,09, sedangkan di Singapura dan Hong Kong, angka kelahiran masing-masing adalah 1,17 dan 1,23.

China, yang memberlakukan kebijakan satu anak yang ketat sejak tahun 1980 hingga 2015, memiliki angka kelahiran sebesar 1,45. Jepang, yang telah lama menghadapi masalah populasi menua, memiliki angka kelahiran sebesar 1,39.

Angka-angka ini sangat kontras dengan negara-negara lain di dunia. 10 negara dengan angka kelahiran tertinggi semuanya berada di Afrika. Niger adalah yang tertinggi dengan 6,73, diikuti oleh Angola dengan 5,76.

Di negara-negara Barat, angka kelahiran jauh lebih rendah dari angka tersebut, namun masih lebih tinggi dibandingkan di Asia Timur. Di Amerika Serikat, angkanya 1,84 sedangkan di Jerman 1,58.



2. Terjebak dengan Rutinitas Pekerjaan



Foto/Reuters

Meskipun para ahli demografi menyebut angka kelahiran sebagai angka kesuburan, istilah ini mencakup mereka yang memilih untuk tidak memiliki anak dan juga mereka yang tidak dapat memiliki anak.

Ada beberapa alasan penurunan di Asia.

Pertumbuhan ekonomi dan perbaikan kondisi kehidupan telah mengurangi angka kematian anak, dan karena diperkirakan akan ada lebih banyak anak yang hidup hingga dewasa, hal ini menyebabkan pasangan memiliki lebih sedikit anak, kata para analis di East-West Center, sebuah organisasi penelitian internasional.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More