Sekjen PBB Sesali 'Perang Dingin' AS-China di Tengah Pandemi Corona

Jum'at, 01 Mei 2020 - 07:08 WIB
Sekjen PBB Antonio Guterres sesali Perang Dingin AS dengan China terkait pandemi virus Corona. Foto/unficyp.unmissions.org
NEW YORK - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyesalkan kurangnya kepemimpinan kekuatan dunia dan terpecahnya komunitas internasional dalam perang menghadapai virus Corona. Guterres telah meningkatkan kekhawatirannya terkait dukungan yang tidak memadai untuk negara-negara miskin.

Pernyataan Guterres ini datang setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali menyalakan perang kata-kata dengan China. Trump mengatakan ia yakin penanganan pandemi China adalah bukti Beijing akan melakukan apa pun yang mereka bisa untuk membuatnya tidak terpilih kembali pada pemilu AS November mendatang. (Baca: Trump Tuduh China Ingin Dia Kalah Pemilu Presiden November )

Dalam sebuah konferensi pers, Guterres mengatakan bahwa komunitas internasional terpecah saat persatuan lebih penting ketimbang dari sebelumnya.



"Ada keterputusan antara kepemimpinan dan kekuasaan. Kami melihat contoh-contoh kepemimpinan yang luar biasa tetapi biasanya tidak dikaitkan dengan kekuasaan. Dan di mana kita melihat kekuatan, kita kadang-kadang tidak melihat kepemimpinan yang diperlukan,” kata Guterres.

"Saya berharap ini akan diatasi lebih cepat daripada nanti," tambahnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (1/5/2020).

Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 negara telah menghabiskan lebih dari sebulan mencoba menegosiasikan resolusi yang akan menekankan kebutuhan mendesak untuk kerja sama yang ditingkatkan di antara semua negara dalam perang melawan virus Corona dan seruan untuk gencatan senjata kemanusiaan dalam konflik di seluruh dunia.

Poin penting yang melekat, kata para diplomat, adalah bagaimana resolusi itu harus merujuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Trump telah menghentikan pendanaan AS untuk WHO sementara Washington meninjau penanganan agensi pandemi tersebut, dan menuduhnya "China-sentris," sebuah pernyataan yang dibantah organisasi itu.

AS juga tidak mengambil bagian dalam inisiatif WHO pekan lalu di mana para pemimpin dunia berjanji untuk mempercepat pekerjaan pada tes, obat-obatan dan vaksin COVID-19.

Ketika ditanya apakah dia khawatir tentang ketegangan antara Amerika Serikat dan China yang merugikan kerja sama internasional, Guterres mengatakan: "Ini adalah dua negara yang benar-benar vital."

"Kontribusi China dan Amerika Serikat untuk memerangi COVID-19 (dan) untuk semua aspek lain dalam pengembangan hubungan internasional, menurut pendapat saya, sangat penting dan saya berharap itu akan menjadi mungkin di masa depan," tuturnya.

Guterres mengatakan dia sangat khawatir tentang kurangnya bantuan dari komunitas internasional untuk negara-negara berkembang, baik dalam menanggapi pandemi dan mengatasi dampak ekonomi dan sosial. Dia mengatakan permohonan dana sebesar USD2 miliar untuk membantu populasi yang paling rentan hanya dibiayai setengahnya.

Menurut data Reuters, virus Corona baru sejauh ini telah menginfeksi sekitar 3,2 juta secara global dan lebih dari 227.000 orang telah meninggal. Virus ini pertama kali muncul di kota Wuhan di Cina akhir tahun lalu.
(ber)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More