Profil Shaun King, Eks Pendeta Kristen Tersohor AS Masuk Islam karena Gaza
Selasa, 12 Maret 2024 - 12:55 WIB
Selama empat tahun sebagai pendeta, dia memanfaatkan media sosial untuk mendatangkan anggota baru, sehingga dia mendapat julukan “The Facebook Pastor".
King juga mulai menggunakan media sosial untuk meningkatkan kesadaran akan masalah keadilan sosial.
Pada tahun 2012, King mengundurkan diri dari Courageous Church, dengan alasan “stres dan kekecewaan pribadi.”
Dia terus mengembangkan platform media sosialnya dengan melakukan advokasi bagi korban kebrutalan polisi, mengumpulkan dana untuk berbagai badan amal dan organisasi nirlaba, dan bekerja sama dengan gerakan Black Lives Matter.
Dia telah bekerja sebagai kontributor tetap di beberapa media seperti The Daily Kos, The New York Daily News dan The Young Turks, menulis secara ekstensif tentang hak-hak sipil dan hak asasi manusia, hubungan ras, kebrutalan polisi, penahanan massal dan pelanggaran penegakan hukum.
King sangat vokal mengenai konflik Israel-Hamas sejak perang pecah di Gaza 7 Oktober 2023, dengan menggalang dukungan online untuk para korban Palestina dan keluarga mereka.
Pada bulan Desember, King mengeklaim bahwa akun Instagramnya dengan lebih dari enam juta pengikut diblokir sebagai tanggapan atas dukungannya terhadap Palestina secara online.
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
King juga mulai menggunakan media sosial untuk meningkatkan kesadaran akan masalah keadilan sosial.
Pada tahun 2012, King mengundurkan diri dari Courageous Church, dengan alasan “stres dan kekecewaan pribadi.”
Dia terus mengembangkan platform media sosialnya dengan melakukan advokasi bagi korban kebrutalan polisi, mengumpulkan dana untuk berbagai badan amal dan organisasi nirlaba, dan bekerja sama dengan gerakan Black Lives Matter.
Dia telah bekerja sebagai kontributor tetap di beberapa media seperti The Daily Kos, The New York Daily News dan The Young Turks, menulis secara ekstensif tentang hak-hak sipil dan hak asasi manusia, hubungan ras, kebrutalan polisi, penahanan massal dan pelanggaran penegakan hukum.
King sangat vokal mengenai konflik Israel-Hamas sejak perang pecah di Gaza 7 Oktober 2023, dengan menggalang dukungan online untuk para korban Palestina dan keluarga mereka.
Pada bulan Desember, King mengeklaim bahwa akun Instagramnya dengan lebih dari enam juta pengikut diblokir sebagai tanggapan atas dukungannya terhadap Palestina secara online.
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
(mas)
tulis komentar anda