Australia Ingatkan Negara-negara Asia Tenggara tentang Ancaman Pertahanan
Senin, 04 Maret 2024 - 14:53 WIB
Australia dan Filipina memulai patroli laut dan udara gabungan pertama mereka di Laut Cina Selatan pada bulan November.
Filipina meningkatkan upaya untuk melawan apa yang digambarkannya sebagai “aktivitas agresif” Tiongkok di Laut Cina Selatan, yang juga menjadi titik nyala ketegangan Tiongkok dan AS seputar operasi kebebasan navigasi.
Lebih dari sebulan sejak para menteri luar negeri ASEAN menyerukan diakhirinya konflik berdarah di negara anggota Myanmar, ratusan pengunjuk rasa berkumpul di luar pusat kota Melbourne untuk menyerukan tindakan hukuman nyata terhadap junta militer.
ASEAN telah melarang para jenderal penting Myanmar menghadiri pertemuan-pertemuan tersebut sampai mereka berkomitmen terhadap rencana perdamaian, namun tidak mengambil tindakan lebih lanjut. Junta sangat marah atas apa yang mereka sebut sebagai campur tangan ASEAN dalam urusan dalam negerinya.
Seorang aktivis menyerukan pengakuan internasional terhadap Pemerintah Persatuan Nasional yang paralel, yang mengendalikan milisi di negara tersebut.
“Negara-negara ASEAN dan Australia tolong bertindak. Kami perlu tindakan, mohon jangan menunggu rencana (ASEAN), itu tidak ada gunanya,” kata aktivis Yuyu Chit.
Filipina meningkatkan upaya untuk melawan apa yang digambarkannya sebagai “aktivitas agresif” Tiongkok di Laut Cina Selatan, yang juga menjadi titik nyala ketegangan Tiongkok dan AS seputar operasi kebebasan navigasi.
Lebih dari sebulan sejak para menteri luar negeri ASEAN menyerukan diakhirinya konflik berdarah di negara anggota Myanmar, ratusan pengunjuk rasa berkumpul di luar pusat kota Melbourne untuk menyerukan tindakan hukuman nyata terhadap junta militer.
ASEAN telah melarang para jenderal penting Myanmar menghadiri pertemuan-pertemuan tersebut sampai mereka berkomitmen terhadap rencana perdamaian, namun tidak mengambil tindakan lebih lanjut. Junta sangat marah atas apa yang mereka sebut sebagai campur tangan ASEAN dalam urusan dalam negerinya.
Seorang aktivis menyerukan pengakuan internasional terhadap Pemerintah Persatuan Nasional yang paralel, yang mengendalikan milisi di negara tersebut.
“Negara-negara ASEAN dan Australia tolong bertindak. Kami perlu tindakan, mohon jangan menunggu rencana (ASEAN), itu tidak ada gunanya,” kata aktivis Yuyu Chit.
(ahm)
tulis komentar anda