Media Zionis: Militer Israel Terguncang di Gaza, Total 582 Tentara Tewas
Minggu, 03 Maret 2024 - 07:37 WIB
Kerugian Israel Semakin Besar
Dalam laporan itu, tanggung jawab tersebut sebagian besar diberikan kepada kepemimpinan politik dan militer sejak awal dekade sebelumnya, di mana rencana pengurangan dan pengurangan layanan militer telah dimulai.
“Patut dicatat bahwa Benjamin Netanyahu menjabat sebagai Perdana Menteri selama sebagian besar tahun-tahun ini dan di bawah pemerintahannya, semua Menteri Pertahanan dan Kepala Staf, termasuk petahana, menyetujui rencana-rencana ini dan rencana-rencana lain yang menghambat kapasitas Israel untuk menangani serangan awal Hamas, dan telah secara signifikan memperumit situasi dalam perang multi-front,” sambung laporan surat kabar Zionis.
Kerugian Angkatan Darat Israel meningkat selama beberapa hari terakhir dengan semakin intensifnya pertempuran dengan kelompok perlawanan Palestina di Jalur Gaza bagian selatan, khususnya di Khan Younis.
Kelompok perlawanan Palestina mengumumkan serangkaian operasi dan serangan yang menargetkan tank Israel, kendaraan militer, dan kumpulan tentara, yang mengakibatkan banyak kematian dan cedera di antara barisan mereka.
Juru bicara sayap militer Hamas Brigade al-Qassam, Abu Ubaidah, telah berulang kali menyatakan bahwa perkiraan yang diberikan oleh militer Israel tidak nyata, dan jumlah korban pihak militer Zionis jauh lebih tinggi.
Saat ini diadili di Mahkamah Internasional atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina, Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 30.035 warga Palestina telah terbunuh, dan 70.457 lainnya terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai 7 Oktober.
Selain itu, setidaknya 7.000 orang belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.
Agresi Israel juga mengakibatkan hampir dua juta orang terpaksa mengungsi dari seluruh Jalur Gaza, dengan sebagian besar pengungsi terpaksa mengungsi ke kota Rafah di bagian selatan yang padat penduduknya, dekat perbatasan dengan Mesir—yang kini menjadi kota eksodus massal terbesar Palestina sejak Nakba 1948.
tulis komentar anda