Profil Alexei Navalny, Tokoh Oposisi Rusia yang Meninggal di Penjara
Rabu, 21 Februari 2024 - 14:30 WIB
Sejak saat itu Navalny mulai sering menyuarakan tuduhan-tudah pada pihak pemerintah, mulai dari tuduhan korupsi ke Wakil Perdana Menteri Igor Shuvalov, hingga kecurangan yang meluas dalam pemilihan parlemen Rusia.
Sayangnya jalan Navalny harus tersendat setelah pada 2012 dirinya mendapat tudingan penggelapan di anak perusahaan Yves Rocher di Rusia. Hal tersebut membuatnya harus dijatuhi hukuman 5 tahun penjara pada tahun 2013.
Tidak berhenti sampai disitu, tokoh oposisi ini juga sempat merilis film dokumenter YouTube yang menuduh Perdana Menteri Dmitry Medvedev melakukan korupsi di tahun 2017.
Navalny juga sempat mencalonkan diri sebagai Presiden Rusia pada tahun 2017, namun ditentang oleh Komisi Pemilihan Umum Pusat Rusia karena pernah terlibat dalam kasus Kirovles.
Pada tahun 2020 lalu, Navalny sempat jatuh sakit dan koma hingga dirawat di Berlin. Pihak berwenang Jerman mengonfirmasi bahwa Navalny diracuni.
Setelah lima bulan di Jerman, Navalny ditangkap sekembalinya ke Rusia , dan pihak berwenang menuduh pemulihannya di luar negeri melanggar ketentuan hukuman percobaan dalam kasus Yves Rocher.
Kemudian pada tahun 2022, Navalny dijatuhi hukuman tambahan sembilan tahun penjara karena penggelapan dan penghinaan terhadap pengadilan dalam kasus yang ditolak oleh pendukungnya karena dianggap dibuat-buat. Dia dipindahkan ke penjara dengan keamanan maksimum di wilayah Vladimir barat Rusia.
Puncaknya, pada 4 Agustus 2023 Navalny dinyatakan bersalah karena ekstremisme dan dijatuhi hukuman 19 tahun penjara atas tuduhan ekstremisme dan terorisme.
Tidak hanya itu, pihak berwenang juga menahan tiga pengacara yang mewakili Navalny setelah menggeledah rumah mereka, dan sekutunya Ivan Zhdanov mengatakan di media sosial bahwa tindakan tersebut adalah upaya untuk “mengisolasi Navalny sepenuhnya.”
Itulah profil dan perjalanan hidup dari Alexei Navalny, sosok oposisi di rusia yang telah mengalami beberapa hal yang dirasa tidak adil. Salah satunya adalah percobaan pembunuhan.
Sayangnya jalan Navalny harus tersendat setelah pada 2012 dirinya mendapat tudingan penggelapan di anak perusahaan Yves Rocher di Rusia. Hal tersebut membuatnya harus dijatuhi hukuman 5 tahun penjara pada tahun 2013.
Tidak berhenti sampai disitu, tokoh oposisi ini juga sempat merilis film dokumenter YouTube yang menuduh Perdana Menteri Dmitry Medvedev melakukan korupsi di tahun 2017.
Navalny juga sempat mencalonkan diri sebagai Presiden Rusia pada tahun 2017, namun ditentang oleh Komisi Pemilihan Umum Pusat Rusia karena pernah terlibat dalam kasus Kirovles.
Pada tahun 2020 lalu, Navalny sempat jatuh sakit dan koma hingga dirawat di Berlin. Pihak berwenang Jerman mengonfirmasi bahwa Navalny diracuni.
Setelah lima bulan di Jerman, Navalny ditangkap sekembalinya ke Rusia , dan pihak berwenang menuduh pemulihannya di luar negeri melanggar ketentuan hukuman percobaan dalam kasus Yves Rocher.
Kemudian pada tahun 2022, Navalny dijatuhi hukuman tambahan sembilan tahun penjara karena penggelapan dan penghinaan terhadap pengadilan dalam kasus yang ditolak oleh pendukungnya karena dianggap dibuat-buat. Dia dipindahkan ke penjara dengan keamanan maksimum di wilayah Vladimir barat Rusia.
Puncaknya, pada 4 Agustus 2023 Navalny dinyatakan bersalah karena ekstremisme dan dijatuhi hukuman 19 tahun penjara atas tuduhan ekstremisme dan terorisme.
Tidak hanya itu, pihak berwenang juga menahan tiga pengacara yang mewakili Navalny setelah menggeledah rumah mereka, dan sekutunya Ivan Zhdanov mengatakan di media sosial bahwa tindakan tersebut adalah upaya untuk “mengisolasi Navalny sepenuhnya.”
Itulah profil dan perjalanan hidup dari Alexei Navalny, sosok oposisi di rusia yang telah mengalami beberapa hal yang dirasa tidak adil. Salah satunya adalah percobaan pembunuhan.
tulis komentar anda