Ironis, 5 Negara Ini Kaya Minyak tapi Kondisinya Miskin
Selasa, 20 Februari 2024 - 11:55 WIB
Meski kaya minyak, negaranya ini mengalami ketidakstabilan politik setelah invasi NATO yang berujung pengulingan rezim Muammar Khaddafi tahun 2011.
Sejak itu, Libya dilanda perang saudara yang menghambat potensi ekonominya dan menahan pertumbuhan yang seharusnya mereka nikmati.
Sebagai produsen minyak terbesar di Afrika Sub-Sahara, Angola seharusnya menikmati keuntungan ekonomi yang besar. Cadangan minyaknya sekitar 8 miliar barel, menurut Oil & Gas Journal.
Namun, tingkat korupsi yang tinggi dan kurangnya diversifikasi ekonomi telah menyebabkan ketidaksetaraan sosial dan kemiskinan yang terus berlanjut.
Beberapa faktor utama yang menyebabkan negara-negara ini terperangkap dalam kemiskinan meskipun memiliki cadangan minyak melimpah termasuk korupsi, kurangnya diversifikasi ekonomi, konflik politik, dan manajemen sumber daya alam yang buruk.
Ketidakstabilan ekonomi di negara-negara produsen minyak ini tidak hanya berdampak pada rakyat mereka sendiri, tetapi juga memiliki konsekuensi global. Fluktuasi harga minyak dan potensi konflik dapat memengaruhi pasar global dan ketahanan energi dunia.
Sejak itu, Libya dilanda perang saudara yang menghambat potensi ekonominya dan menahan pertumbuhan yang seharusnya mereka nikmati.
5. Angola
Sebagai produsen minyak terbesar di Afrika Sub-Sahara, Angola seharusnya menikmati keuntungan ekonomi yang besar. Cadangan minyaknya sekitar 8 miliar barel, menurut Oil & Gas Journal.
Namun, tingkat korupsi yang tinggi dan kurangnya diversifikasi ekonomi telah menyebabkan ketidaksetaraan sosial dan kemiskinan yang terus berlanjut.
Mengapa Mereka Gagal?
Beberapa faktor utama yang menyebabkan negara-negara ini terperangkap dalam kemiskinan meskipun memiliki cadangan minyak melimpah termasuk korupsi, kurangnya diversifikasi ekonomi, konflik politik, dan manajemen sumber daya alam yang buruk.
Dampak Global
Ketidakstabilan ekonomi di negara-negara produsen minyak ini tidak hanya berdampak pada rakyat mereka sendiri, tetapi juga memiliki konsekuensi global. Fluktuasi harga minyak dan potensi konflik dapat memengaruhi pasar global dan ketahanan energi dunia.
Lihat Juga :
tulis komentar anda