Perang Suku Guncang Tetangga Indonesia, 53 Orang Tewas Dibantai
Senin, 19 Februari 2024 - 08:13 WIB
Militer setempat telah mengerahkan sekitar 100 tentara ke wilayah tersebut, namun dampaknya terbatas dan pasukan keamanan masih kalah jumlah dan persenjataan.
Pembunuhan sering terjadi di komunitas terpencil, dengan anggota klan melancarkan serangan atau penyergapan sebagai balas dendam atas serangan sebelumnya.
Warga sipil, termasuk wanita hamil dan anak-anak, telah menjadi sasaran di masa lalu.
Pembunuhan seringkali sangat kejam, termasuk dibakar, dimutilasi atau pun disiksa.
Polisi secara pribadi mengeluh bahwa mereka tidak mempunyai sumber daya untuk melakukan pekerjaannya. Lantaran petugas polisi dibayar sangat rendah, sebagian senjata yang sampai ke tangan anggota suku berasal dari pihak kepolisian.
Penentang pemerintahan Perdana Menteri James Marape pada hari Senin menyerukan agar lebih banyak polisi dikerahkan dan komisaris polisi mengundurkan diri.
Populasi Papua Nugini meningkat dua kali lipat sejak tahun 1980, sehingga menambah tekanan terhadap lahan dan sumber daya serta memperdalam persaingan antar-suku.
Pembunuhan sering terjadi di komunitas terpencil, dengan anggota klan melancarkan serangan atau penyergapan sebagai balas dendam atas serangan sebelumnya.
Warga sipil, termasuk wanita hamil dan anak-anak, telah menjadi sasaran di masa lalu.
Pembunuhan seringkali sangat kejam, termasuk dibakar, dimutilasi atau pun disiksa.
Polisi secara pribadi mengeluh bahwa mereka tidak mempunyai sumber daya untuk melakukan pekerjaannya. Lantaran petugas polisi dibayar sangat rendah, sebagian senjata yang sampai ke tangan anggota suku berasal dari pihak kepolisian.
Penentang pemerintahan Perdana Menteri James Marape pada hari Senin menyerukan agar lebih banyak polisi dikerahkan dan komisaris polisi mengundurkan diri.
Populasi Papua Nugini meningkat dua kali lipat sejak tahun 1980, sehingga menambah tekanan terhadap lahan dan sumber daya serta memperdalam persaingan antar-suku.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda