Tak Banyak Peminat, Jepang Izinkan Calon Tentara Memiliki Rambut Panjang
Minggu, 18 Februari 2024 - 16:21 WIB
Peran militer Jepang sejak Perang Dunia Kedua hanya bersifat defensif sejalan dengan konstitusi negara yang bersifat pasifis.
Upaya untuk meningkatkan perekrutan terjadi ketika Jepang bergulat dengan pesatnya pembangunan militer Tiongkok dan perluasan program rudal dan nuklir Korea Utara.
Tahun lalu, Jepang mengumumkan akan meningkatkan belanja pertahanannya secara signifikan selama lima tahun ke depan, namun JSDF kesulitan mencapai target rekrutmen, dan para pejabat mengatakan tentara beroperasi 10% di bawah kapasitas.
The Japan Times melaporkan bahwa selain menurunnya angka kelahiran dan memiliki populasi tertua di dunia, rendahnya semangat kerja karena rendahnya gaji dan tuduhan pelecehan seksual juga menghambat perekrutan.
Tahun lalu dilaporkan bahwa kementerian pertahanan negara itu juga mempertimbangkan langkah-langkah untuk mengizinkan orang-orang bertato bergabung dengan JSDF.
Tato telah lama menjadi hal yang tabu di Jepang, karena dikaitkan dengan geng kejahatan terorganisir yakuza.
Para pejabat telah mengakui bahwa banyak orang yang memiliki tato bukanlah gangster dan larangan tersebut menghambat perekrutan.
Upaya untuk meningkatkan perekrutan terjadi ketika Jepang bergulat dengan pesatnya pembangunan militer Tiongkok dan perluasan program rudal dan nuklir Korea Utara.
Tahun lalu, Jepang mengumumkan akan meningkatkan belanja pertahanannya secara signifikan selama lima tahun ke depan, namun JSDF kesulitan mencapai target rekrutmen, dan para pejabat mengatakan tentara beroperasi 10% di bawah kapasitas.
The Japan Times melaporkan bahwa selain menurunnya angka kelahiran dan memiliki populasi tertua di dunia, rendahnya semangat kerja karena rendahnya gaji dan tuduhan pelecehan seksual juga menghambat perekrutan.
Tahun lalu dilaporkan bahwa kementerian pertahanan negara itu juga mempertimbangkan langkah-langkah untuk mengizinkan orang-orang bertato bergabung dengan JSDF.
Tato telah lama menjadi hal yang tabu di Jepang, karena dikaitkan dengan geng kejahatan terorganisir yakuza.
Para pejabat telah mengakui bahwa banyak orang yang memiliki tato bukanlah gangster dan larangan tersebut menghambat perekrutan.
(ahm)
tulis komentar anda