Ismail Haniyeh: Hamas Minta Penarikan Pasukan Israel dari Gaza
Sabtu, 17 Februari 2024 - 20:50 WIB
GAZA - Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mendorong agar pasukan Israel segera ditarik mundur dari Gaza agar kesepakatan damai bisa terwujud.
"Kami menganggap Israel bertanggung jawab atas kurangnya kemajuan dalam mencapai perjanjian gencatan senjata," kata Haniyeh dalam pernyatannya, dilansir Al Jazeera. "Kami tidak akan menerima apapun selain penghentian total agresi, penarikan tentara pendudukan dari Gaza, dan pencabutan pengepungan yang tidak adil," paparnya.
Hamas menanggapi para mediator secara positif dan bertanggung jawab untuk menghentikan agresi terhadap rakyat Gaza. Tapi, Israel, kata Haniyeh, terus menunda-nunda isu-isu penting bagi rakyat kami, sementara posisinya terfokus pada pembebasan tahanan yang ditahan oleh kelompok perlawanan.
"Tujuan kami adalah mencapai kesepakatan pertukaran tahanan yang mana para tahanan kami, terutama yang sudah lama dan yang menjalani hukuman lama, akan dibebaskan," tuturnya.
"Kami akan menggunakan segala cara yang ada untuk menghentikan pertumpahan darah yang dilakukan musuh terhadap rakyat kami yang tidak berdaya," imbuhnya.
Sementara itu, delegasi pejabat Israel diperkirakan tiba di Qatar minggu depan, dengan tujuan mencapai kesepakatan pertukaran tahanan baru. Itu dilaporkan Channel 13.
Delegasi tersebut akan “diberi mandat khusus untuk merumuskan tanggapan terhadap tuntutan Hamas di hadapan para mediator, sesuai dengan keadaan yang akan muncul dalam negosiasi,” lapor media tersebut.
Kesepakatan gencatan senjata kedua telah dinegosiasikan selama berminggu-minggu, namun belum ada terobosan karena Israel dan Hamas memiliki tuntutan yang berbeda.
"Kami menganggap Israel bertanggung jawab atas kurangnya kemajuan dalam mencapai perjanjian gencatan senjata," kata Haniyeh dalam pernyatannya, dilansir Al Jazeera. "Kami tidak akan menerima apapun selain penghentian total agresi, penarikan tentara pendudukan dari Gaza, dan pencabutan pengepungan yang tidak adil," paparnya.
Hamas menanggapi para mediator secara positif dan bertanggung jawab untuk menghentikan agresi terhadap rakyat Gaza. Tapi, Israel, kata Haniyeh, terus menunda-nunda isu-isu penting bagi rakyat kami, sementara posisinya terfokus pada pembebasan tahanan yang ditahan oleh kelompok perlawanan.
"Tujuan kami adalah mencapai kesepakatan pertukaran tahanan yang mana para tahanan kami, terutama yang sudah lama dan yang menjalani hukuman lama, akan dibebaskan," tuturnya.
"Kami akan menggunakan segala cara yang ada untuk menghentikan pertumpahan darah yang dilakukan musuh terhadap rakyat kami yang tidak berdaya," imbuhnya.
Sementara itu, delegasi pejabat Israel diperkirakan tiba di Qatar minggu depan, dengan tujuan mencapai kesepakatan pertukaran tahanan baru. Itu dilaporkan Channel 13.
Delegasi tersebut akan “diberi mandat khusus untuk merumuskan tanggapan terhadap tuntutan Hamas di hadapan para mediator, sesuai dengan keadaan yang akan muncul dalam negosiasi,” lapor media tersebut.
Kesepakatan gencatan senjata kedua telah dinegosiasikan selama berminggu-minggu, namun belum ada terobosan karena Israel dan Hamas memiliki tuntutan yang berbeda.
(ahm)
tulis komentar anda