Jenderal NATO Sebut Polandia Harus Miliki Senjata Nuklir, Muak Diintimidasi Rusia
Selasa, 13 Februari 2024 - 08:00 WIB
Rohac berpendapat bahwa prospek Donald Trump memenangkan pemilu Amerika Serikat (AS) dapat membahayakan pencegahan NATO mengingat retorikanya yang mengkritik aliansi tersebut.
“Jika Trump mampu melindungi keamanan Eropa Timur, hanya sedikit tindakan yang akan seefektif mempersenjatai negara terbesar di kawasan ini—Polandia—dengan senjata nuklir,” bunyi artikel Op-Ed tersebut.
Kraszewski menggambarkan skenario seperti itu sangat nyata.
“Mereka yang memiliki kemampuan nuklir memiliki tingkat keamanan yang sangat tinggi,” ujarnya.
“Biasanya, negara-negara seperti itu tidak diserang dan kemungkinan tindakan apa pun yang bertujuan memprovokasi krisis lokal bahkan tidak dipertimbangkan. Itu sebabnya saya melihat persenjataan seperti itu sebagai tantangan di tahun-tahun mendatang. Saya berharap hal itu akan terjadi," paparnya.
Ketika ditanya mengenai jangka waktunya, dia mengatakan akan ada dimulainya kembali perundingan mengenai pengaturan kekuatan nuklir di dunia setelah perang di Ukraina.
Pada September 2022, Presiden Polandia Andrzej Duda mengatakan Warsawa telah meminta AS untuk menempatkan senjata nuklir di Polandia karena adanya ancaman yang ditimbulkan oleh Rusia, yang telah mengerahkan senjata tersebut ke negara tetangganya; Belarusia.
Warsawa mengatakan tidak ada kemajuan yang dicapai dalam hal penempatan senjata nuklir di Polandia.
Saat melaporkan komentar Kraszewski, kantor berita TASS mengatakan kepala Biro Keamanan Nasional Polandia, Jacek Siewiera, menghindari isu senjata nuklir saat wawancara dengan surat kabar Rzeczpospolita.
Dikatakan bahwa dia menghindari menjawab pertanyaan tentang apakah Warsawa akan mencapai kesepakatan dengan AS untuk menempatkan senjata semacam itu di Polandia di bawah program Berbagi Nuklir NATO.
“Jika Trump mampu melindungi keamanan Eropa Timur, hanya sedikit tindakan yang akan seefektif mempersenjatai negara terbesar di kawasan ini—Polandia—dengan senjata nuklir,” bunyi artikel Op-Ed tersebut.
Kraszewski menggambarkan skenario seperti itu sangat nyata.
“Mereka yang memiliki kemampuan nuklir memiliki tingkat keamanan yang sangat tinggi,” ujarnya.
“Biasanya, negara-negara seperti itu tidak diserang dan kemungkinan tindakan apa pun yang bertujuan memprovokasi krisis lokal bahkan tidak dipertimbangkan. Itu sebabnya saya melihat persenjataan seperti itu sebagai tantangan di tahun-tahun mendatang. Saya berharap hal itu akan terjadi," paparnya.
Ketika ditanya mengenai jangka waktunya, dia mengatakan akan ada dimulainya kembali perundingan mengenai pengaturan kekuatan nuklir di dunia setelah perang di Ukraina.
Pada September 2022, Presiden Polandia Andrzej Duda mengatakan Warsawa telah meminta AS untuk menempatkan senjata nuklir di Polandia karena adanya ancaman yang ditimbulkan oleh Rusia, yang telah mengerahkan senjata tersebut ke negara tetangganya; Belarusia.
Warsawa mengatakan tidak ada kemajuan yang dicapai dalam hal penempatan senjata nuklir di Polandia.
Saat melaporkan komentar Kraszewski, kantor berita TASS mengatakan kepala Biro Keamanan Nasional Polandia, Jacek Siewiera, menghindari isu senjata nuklir saat wawancara dengan surat kabar Rzeczpospolita.
Dikatakan bahwa dia menghindari menjawab pertanyaan tentang apakah Warsawa akan mencapai kesepakatan dengan AS untuk menempatkan senjata semacam itu di Polandia di bawah program Berbagi Nuklir NATO.
tulis komentar anda