Media AS Soroti Pemilu Indonesia, Sebut Jokowi Biang Kemunduran Demokrasi
Selasa, 13 Februari 2024 - 07:33 WIB
JAKARTA - Pemilihan umum (pemilu) Indonesia digelar Rabu (14/2/2024) besok. Media Amerika Serikat (AS);New York Times, mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disebut telah memimpin kemunduran norma-norma demokrasi.
Menurut Komisi Pemilihan Umum (KPU) jumlah pemilih tetap sebanyak 204.807.222 jiwa. Pemilu besok akan memilih presiden dan wakil presiden serta para anggota parlemen—baik daerah maupun pusat.
"Musim pemilu kali ini telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Indonesia, yang dulunya merupakan negara otoriter, berada dalam bahaya kembali ke masa lalu yang kelam," tulis New York Times dalam laporannya yang berjudul "What to Know About Indonesia’s Election".
Laporan itu menyebutkan bahwa potensi dampaknya jauh melampaui batas negara. Sebagai salah satu eksportir batu bara, nikel, dan minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia mempunyai peran besar dalam krisis perubahan iklim.
Lebih lanjut, media Amerika juga menyoroti posisi Indonesia dalam persaingan antara Amerika Serikat dan China. "Indonesia dipandang oleh para pejabat AS sebagai negara yang bisa berubah-ubah," lanjut laporan tersebut.
"Di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, hubungan dengan China semakin mendalam, namun dia juga menjaga hubungan pertahanan yang kuat dengan Washington."
Pemilu ini, menurut laporan tersebut, secara luas dipandang sebagai referendum mengenai warisan Jokowi, yang akan lengser setelah menjabat dua periode sebagai presiden.
New York Times memuji Jokowi yang sangat populer karena telah mengubah Indonesia menjadi salah satu negara dengan kisah sukses ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Dia memperkenalkan sistem layanan kesehatan universal, membangun lebih dari 1.000 mil jalan raya, dan mengawasi pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen per tahun.
Menurut Komisi Pemilihan Umum (KPU) jumlah pemilih tetap sebanyak 204.807.222 jiwa. Pemilu besok akan memilih presiden dan wakil presiden serta para anggota parlemen—baik daerah maupun pusat.
"Musim pemilu kali ini telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Indonesia, yang dulunya merupakan negara otoriter, berada dalam bahaya kembali ke masa lalu yang kelam," tulis New York Times dalam laporannya yang berjudul "What to Know About Indonesia’s Election".
Laporan itu menyebutkan bahwa potensi dampaknya jauh melampaui batas negara. Sebagai salah satu eksportir batu bara, nikel, dan minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia mempunyai peran besar dalam krisis perubahan iklim.
Lebih lanjut, media Amerika juga menyoroti posisi Indonesia dalam persaingan antara Amerika Serikat dan China. "Indonesia dipandang oleh para pejabat AS sebagai negara yang bisa berubah-ubah," lanjut laporan tersebut.
"Di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, hubungan dengan China semakin mendalam, namun dia juga menjaga hubungan pertahanan yang kuat dengan Washington."
Pemilu ini, menurut laporan tersebut, secara luas dipandang sebagai referendum mengenai warisan Jokowi, yang akan lengser setelah menjabat dua periode sebagai presiden.
New York Times memuji Jokowi yang sangat populer karena telah mengubah Indonesia menjadi salah satu negara dengan kisah sukses ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Dia memperkenalkan sistem layanan kesehatan universal, membangun lebih dari 1.000 mil jalan raya, dan mengawasi pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen per tahun.
tulis komentar anda