7 Fakta Rodrigo Duterte, Mantan Presiden Filipina yang Perangi Narkoba

Sabtu, 03 Februari 2024 - 14:56 WIB
Karier politiknya dimulai dari Kota Davao, di mana dia diangkat sebagai wakil wali kota pada tahun 1986.

3. Pernah Menjabat Wali Kota Selama 22 Tahun



Duterte terpilih sebagai wali kota Davao pada tahun 1988. Setelah itu, dia kembali terpilih untuk jabatan yang sama selama dua dekade berikutnya.

Karena batasan masa jabatan, dia dilarang mencalonkan diri kembali pada tahun 1998, namun dia berhasil mencalonkan diri mewakili Davao di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Filipina.

4. Terkenal sebagai Wali Kota yang Memerangi Kejahatan



Menurut BBC, Duterte membangun reputasinya dalam memerangi beberapa masalah terbesar Filipina, seperti kejahatan, militansi, dan korupsi selama dirinya menjabat sebagai wali kota Davao selama 22 tahun.

Human Rights Watch menggambarkannya sebagai wali kota pasukan kematian, karena telah ada lebih dari 1.000 orang terbunuh tanpa proses hukum di kota yang dipimpinnya.

5. Terpilih Menjadi Presiden Tahun 2016



Rekam jejak di Davao membuatnya mendapat dukungan nasional ketika mencalonkan diri sebagai presiden. Ketika kampanye, dia mengungkapkan: "Jika saya berhasil masuk ke istana presiden, saya akan melakukan apa yang saya lakukan sebagai wali kota. Kalian pengedar narkoba, perampok, dan tidak berbuat apa-apa, sebaiknya kalian keluar. Karena saya akan membunuh kalian.”

Duterte juga mengungkapkan jika dia akan membunuh anak-anaknya sendiri jika mereka menggunakan narkoba. Ketika anak dan menantunya dituduh terlibat penyelundupan narkoba, dia berjanji akan mundur jika memang bersalah.

6. Mendapat Julukan Duterte Harry



Duterte secara terbuka mendorong warga dan polisi untuk menembak dan membunuh tersangka pengedar dan pengguna narkoba. Hal tersebut membuatnya mendapat julukan Duterte Harry, mengacu pada tokoh fiksi Amerika Serikat ; Dirty Harry. Karakter tersebut selalu mengambil tindakan demi menegakkan keadilan tanpa mempedulikan hukum.

Kebijakan Duterte ini membuat banyak terjadi pembunuhan di wilayah Filipina. Meski begitu, warga Filipina justru memuji tindakan Duterte karena merupakan sikap yang berani.

7. Membunuh Banyak Orang karena Narkoba



Perkiraan jumlah korban tewas dalam perang Duterte terhadap narkoba berbeda-beda, tergantung siapa yang menghitungnya. Angka resmi, per November 2021, menyebutkan jumlahnya lebih dari 6.200 jiwa.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Terpopuler
Berita Terkini More