Rusia dan China Bersatu Hadapi Senjata Biologis AS
Jum'at, 02 Februari 2024 - 18:45 WIB
Pembicaraan hari Rabu antara kedua pemerintah memberikan “perhatian khusus” pada aktivitas senjata biologis Pentagon, menurut Kementerian Luar Negeri Rusia.
Kedutaan Besar Rusia di Washington tahun lalu menuduh AS melakukan “pelanggaran berat” terhadap BTWC, termasuk penelitian senjata biologis ilegal di laboratorium yang tersebar di seluruh dunia. Washington bermaksud menggunakan agen biologis berbahaya dan epidemi buatan untuk memajukan kepentingannya, klaim Kedubes Rusia tersebut.
AS dan sekutu NATO-nya memveto resolusi PBB tahun lalu yang menyerukan penyelidikan terhadap biolab Washington di Ukraina.
Beberapa proyek senjata biologis yang “belum selesai” dipindahkan ke Afrika di tengah konflik di Ukraina, menurut Kementerian Pertahanan Rusia pada November.
Kementerian tersebut menuduh Washington mengeksploitasi warga Nigeria sebagai “sumber daya klinis gratis”, melakukan penelitian ilegal dengan alasan kesehatan masyarakat.
Pertemuan pekan ini di Beijing juga mencakup pembicaraan pada Kamis mengenai ancaman keamanan di luar angkasa.
“Kedua belah pihak saling bertukar penilaian mengenai situasi terkini di kawasan ini,” papar Kementerian Luar Negeri Rusia. “Mereka menekankan perlunya melanjutkan kerja sama yang erat dan upaya bersama yang aktif untuk mencegah perlombaan senjata di luar angkasa dan persenjataannya.”
Kedutaan Besar Rusia di Washington tahun lalu menuduh AS melakukan “pelanggaran berat” terhadap BTWC, termasuk penelitian senjata biologis ilegal di laboratorium yang tersebar di seluruh dunia. Washington bermaksud menggunakan agen biologis berbahaya dan epidemi buatan untuk memajukan kepentingannya, klaim Kedubes Rusia tersebut.
AS dan sekutu NATO-nya memveto resolusi PBB tahun lalu yang menyerukan penyelidikan terhadap biolab Washington di Ukraina.
Beberapa proyek senjata biologis yang “belum selesai” dipindahkan ke Afrika di tengah konflik di Ukraina, menurut Kementerian Pertahanan Rusia pada November.
Kementerian tersebut menuduh Washington mengeksploitasi warga Nigeria sebagai “sumber daya klinis gratis”, melakukan penelitian ilegal dengan alasan kesehatan masyarakat.
Pertemuan pekan ini di Beijing juga mencakup pembicaraan pada Kamis mengenai ancaman keamanan di luar angkasa.
“Kedua belah pihak saling bertukar penilaian mengenai situasi terkini di kawasan ini,” papar Kementerian Luar Negeri Rusia. “Mereka menekankan perlunya melanjutkan kerja sama yang erat dan upaya bersama yang aktif untuk mencegah perlombaan senjata di luar angkasa dan persenjataannya.”
(sya)
tulis komentar anda