4 Opsi Serangan Balasan AS ke Iran, dari Perang Terbuka hingga Menarget Proksi
Rabu, 31 Januari 2024 - 22:22 WIB
Menyerang di wilayah Iran – termasuk terhadap Pasukan Quds Garda Revolusi – akan mengirimkan pesan yang kuat dan langsung ke Teheran.
Beberapa orang berpendapat bahwa langkah seperti itu diperlukan, karena serangan AS terhadap milisi yang didukung Iran dalam beberapa bulan terakhir tidak membuat mereka jera. Namun hal ini juga merupakan langkah yang paling berisiko, karena dikhawatirkan akan menyulut kemarahan milisi dan membuat marah Teheran.
Menyerang aset atau pemimpin Iran di luar negeri mungkin lebih cocok. AS melakukan hal itu pada tahun 2020, ketika membunuh pemimpin Pasukan Quds Jenderal Qassem Soleimani, dengan serangan pesawat tak berawak di Irak, sebagai tanggapan atas serangan terhadap pangkalan AS di sana dan serangan terhadap Kedutaan Besar AS di Bagdad.
Iran menanggapinya dengan meluncurkan rentetan rudal balistik ke pangkalan udara Al-Asad di Irak, melukai puluhan tentara AS, dan sebagian besar menderita cedera otak traumatis.
Mantan pejabat intelijen Israel dan analis Timur Tengah Avi Melamed mengatakan Iran memiliki proyek investasi militer bernilai miliaran dolar di Suriah dan dengan menyerang proyek-proyek tersebut, AS dapat menghukum Teheran tanpa peningkatan ancaman serangan langsung terhadap Iran. Salah satu contohnya, katanya, adalah sebuah kompleks besar di dekat Boukamal yang digunakan untuk penyimpanan rudal balistik. AS sebelumnya telah menyerang fasilitas di sana sebagai tanggapan terhadap serangan milisi.
“Tidak ada kekurangan target militer (di Suriah) yang dapat ditargetkan oleh pemerintah Amerika dan menyebabkan kerusakan signifikan pada rezim Iran,” kata Melamed.
Foto/Reuters
Melansir Arab News, langkah yang paling mungkin dilakukan adalah dengan kembali menyerang milisi yang didukung Iran di Irak dan Suriah. Hingga Selasa, kelompok-kelompok tersebut telah melancarkan 166 serangan terhadap instalasi militer AS sejak 18 Oktober, termasuk 67 serangan di Irak, 98 serangan di Suriah dan sekarang satu serangan di Yordania, menurut seorang pejabat militer AS.
Beberapa orang berpendapat bahwa langkah seperti itu diperlukan, karena serangan AS terhadap milisi yang didukung Iran dalam beberapa bulan terakhir tidak membuat mereka jera. Namun hal ini juga merupakan langkah yang paling berisiko, karena dikhawatirkan akan menyulut kemarahan milisi dan membuat marah Teheran.
Menyerang aset atau pemimpin Iran di luar negeri mungkin lebih cocok. AS melakukan hal itu pada tahun 2020, ketika membunuh pemimpin Pasukan Quds Jenderal Qassem Soleimani, dengan serangan pesawat tak berawak di Irak, sebagai tanggapan atas serangan terhadap pangkalan AS di sana dan serangan terhadap Kedutaan Besar AS di Bagdad.
Iran menanggapinya dengan meluncurkan rentetan rudal balistik ke pangkalan udara Al-Asad di Irak, melukai puluhan tentara AS, dan sebagian besar menderita cedera otak traumatis.
Mantan pejabat intelijen Israel dan analis Timur Tengah Avi Melamed mengatakan Iran memiliki proyek investasi militer bernilai miliaran dolar di Suriah dan dengan menyerang proyek-proyek tersebut, AS dapat menghukum Teheran tanpa peningkatan ancaman serangan langsung terhadap Iran. Salah satu contohnya, katanya, adalah sebuah kompleks besar di dekat Boukamal yang digunakan untuk penyimpanan rudal balistik. AS sebelumnya telah menyerang fasilitas di sana sebagai tanggapan terhadap serangan milisi.
“Tidak ada kekurangan target militer (di Suriah) yang dapat ditargetkan oleh pemerintah Amerika dan menyebabkan kerusakan signifikan pada rezim Iran,” kata Melamed.
2. Menarget Proksi Iran
Foto/Reuters
Melansir Arab News, langkah yang paling mungkin dilakukan adalah dengan kembali menyerang milisi yang didukung Iran di Irak dan Suriah. Hingga Selasa, kelompok-kelompok tersebut telah melancarkan 166 serangan terhadap instalasi militer AS sejak 18 Oktober, termasuk 67 serangan di Irak, 98 serangan di Suriah dan sekarang satu serangan di Yordania, menurut seorang pejabat militer AS.
tulis komentar anda