AS Untung Besar dengan Picu Konflik? Senjata Apa Saja yang Laris Manis?
Rabu, 31 Januari 2024 - 08:14 WIB
Dapat diasumsikan bahwa komersialisasi perang telah menjadi tren dalam kebijakan AS.
Senada dengan itu, dalam laporan ekstensif tahun 2022 yang dibuat lembaga pemikir Quincy Institute for Responsible Statecraft yang berbasis di Washington, para penulis mendesak pemerintahan Presiden AS Joe Biden “untuk mengatasi sejumlah masalah utama jika kebijakan AS mengenai penjualan senjata ingin dibuat konsisten dengan kepentingan jangka panjang AS."
“Pertimbangan utama kebijakannya adalah bagaimana membatasi penjualan kapal selam yang akan membantu sekutu mempertahankan diri tanpa memicu perlombaan senjata atau meningkatkan prospek konflik,” ungkap laporan itu, mengacu pada kesepakatan kapal selam AUKUS, yang “akan menguntungkan kontraktor AS tetapi berisiko memicu persaingan senjata dan meningkatkan ketegangan dengan China."
Mengenai bantuan militer AS yang “cepat” kepada Ukraina, laporan tersebut menggarisbawahi, “Amerika Serikat telah gagal menawarkan strategi diplomatik yang bertujuan mengakhiri perang sebelum perang tersebut berkembang menjadi konflik yang panjang dan berkepanjangan atau meningkat menjadi konfrontasi langsung AS-Rusia.”
Moskow telah berulang kali memperingatkan AS dan sekutunya bahwa mengirim senjata ke Kiev hanya akan memperpanjang konflik di Ukraina.
Para penulis laporan tersebut memperingatkan penjualan senjata asing juga dapat menimbulkan risiko terhadap keamanan AS “dengan memicu konflik, memprovokasi musuh Amerika, memicu perlombaan senjata, dan menarik AS ke dalam perang yang tidak perlu atau kontraproduktif.”
Senada dengan itu, dalam laporan ekstensif tahun 2022 yang dibuat lembaga pemikir Quincy Institute for Responsible Statecraft yang berbasis di Washington, para penulis mendesak pemerintahan Presiden AS Joe Biden “untuk mengatasi sejumlah masalah utama jika kebijakan AS mengenai penjualan senjata ingin dibuat konsisten dengan kepentingan jangka panjang AS."
“Pertimbangan utama kebijakannya adalah bagaimana membatasi penjualan kapal selam yang akan membantu sekutu mempertahankan diri tanpa memicu perlombaan senjata atau meningkatkan prospek konflik,” ungkap laporan itu, mengacu pada kesepakatan kapal selam AUKUS, yang “akan menguntungkan kontraktor AS tetapi berisiko memicu persaingan senjata dan meningkatkan ketegangan dengan China."
Mengenai bantuan militer AS yang “cepat” kepada Ukraina, laporan tersebut menggarisbawahi, “Amerika Serikat telah gagal menawarkan strategi diplomatik yang bertujuan mengakhiri perang sebelum perang tersebut berkembang menjadi konflik yang panjang dan berkepanjangan atau meningkat menjadi konfrontasi langsung AS-Rusia.”
Moskow telah berulang kali memperingatkan AS dan sekutunya bahwa mengirim senjata ke Kiev hanya akan memperpanjang konflik di Ukraina.
Para penulis laporan tersebut memperingatkan penjualan senjata asing juga dapat menimbulkan risiko terhadap keamanan AS “dengan memicu konflik, memprovokasi musuh Amerika, memicu perlombaan senjata, dan menarik AS ke dalam perang yang tidak perlu atau kontraproduktif.”
(sya)
tulis komentar anda