3 Tentara AS Tewas Diserang Drone, Milisi Islam Irak: Seluruh Kepentingan Amerika Target!
Senin, 29 Januari 2024 - 08:37 WIB
AMMAN - Tiga tentara Amerika Serikat (AS) tewas dan 34 lainnya terluka dalam serangan drone di Yordania pada Minggu malam. Kelompok milisi Islam di Irak mengatakan seluruh kepentingan Amerika di Timur Tengah menjadi target yang sah.
Washington menyalahkan kelompok militan yang didukung Iran dalam insiden tragis ini. Presiden Joe Biden bahkan berjanji akan merespons keras.
The Islamic Resistance in Iraq (Perlawanan Islam di Irak)—sebuah kelompok payung bagi milisi Syiah—menjanjikan lebih banyak eskalasi jika Amerika terus mendukung Israel.
Kelompok milisi tersebut menjadi salah satu dari banyak kelompok yang menentang pengeboman brutal Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 26.000 warga Palestina. Invasi ini dimulai sejak 7 Oktober setelah serangan Hamas ke Israel yang tewaskan 1.139 orang.
“Semua kepentingan AS di kawasan ini adalah target yang sah dan kami tidak peduli dengan ancaman AS untuk meresponsnya,” kata seorang pejabat senior kelompok milisi tersebut kepada Washington Post, Senin (29/1/2024).
Meski demikian, kelompok tersebut tidak mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan drone terhadap pasukan Amerika di Yordania.
Para pejabat Pentagon sedang menyusun kemungkinan respons terhadap serangan drone fatal terhadap pasukan Amerika di Yordania.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin sebelumnya berjanji untuk merespons keras.
“Milisi yang didukung Iran bertanggung jawab atas serangan yang terus berlanjut terhadap pasukan AS, dan kami akan merespons pada waktu dan tempat yang kami pilih," katanya.
Pemerintah Yordania mengutuk apa yang digambarkannya sebagai serangan teroris di perbatasannya dengan Suriah, dan menambahkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan AS untuk mengamankan wilayah tersebut.
Washington menyalahkan kelompok militan yang didukung Iran dalam insiden tragis ini. Presiden Joe Biden bahkan berjanji akan merespons keras.
The Islamic Resistance in Iraq (Perlawanan Islam di Irak)—sebuah kelompok payung bagi milisi Syiah—menjanjikan lebih banyak eskalasi jika Amerika terus mendukung Israel.
Kelompok milisi tersebut menjadi salah satu dari banyak kelompok yang menentang pengeboman brutal Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 26.000 warga Palestina. Invasi ini dimulai sejak 7 Oktober setelah serangan Hamas ke Israel yang tewaskan 1.139 orang.
“Semua kepentingan AS di kawasan ini adalah target yang sah dan kami tidak peduli dengan ancaman AS untuk meresponsnya,” kata seorang pejabat senior kelompok milisi tersebut kepada Washington Post, Senin (29/1/2024).
Meski demikian, kelompok tersebut tidak mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan drone terhadap pasukan Amerika di Yordania.
Para pejabat Pentagon sedang menyusun kemungkinan respons terhadap serangan drone fatal terhadap pasukan Amerika di Yordania.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin sebelumnya berjanji untuk merespons keras.
“Milisi yang didukung Iran bertanggung jawab atas serangan yang terus berlanjut terhadap pasukan AS, dan kami akan merespons pada waktu dan tempat yang kami pilih," katanya.
Pemerintah Yordania mengutuk apa yang digambarkannya sebagai serangan teroris di perbatasannya dengan Suriah, dan menambahkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan AS untuk mengamankan wilayah tersebut.
(mas)
tulis komentar anda