Sedang Berseteru Hebat, Iran dan AS Gunakan Arab Saudi untuk Bertukar Pesan
Minggu, 21 Januari 2024 - 10:32 WIB
Iran adalah pendukung terkuat kelompok Palestina, dan kelompok-kelompok lain yang berafiliasi dengan Iran seperti Hizbullah di Lebanon dan gerakan Houthi di Yaman—yang telah menyerang Israel dan sasaran-sasaran yang terkait dengan Israel dan AS seiring dengan meningkatnya serangan Zionis terhadap Gaza.
Menurut sumber Kementerian Luar Negeri Iran, komunikasi yang dilakukan antara Teheran dan Washington terutama berfokus pada meredam ketegangan dan menghindari eskalasi yang lebih besar di kawasan.
Sumber tersebut mengatakan Teheran telah memperingatkan AS mengenai konsekuensi potensial jika perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 24.000 orang, membawa ketegangan regional ke tingkat yang tidak terkendali.
Hal ini termasuk kekalahan Israel dalam perang regional yang lebih luas dan peningkatan tekanan keamanan terhadap militer AS.
Sumber pertama mengatakan Arab Saudi telah digunakan sebagai saluran ketika ketegangan meningkat menyusul pembunuhan Israel terhadap komandan senior dari “Poros Perlawanan”, kelompok negara dan kelompok bersenjata yang didukung Iran di wilayah tersebut.
Setelah Israel membunuh Razi Mousavi, seorang jenderal di pasukan elite Quds Korps Garda Revolusi Islam Iran, pada tanggal 25 Desember, delegasi Saudi mengunjungi Teheran dengan pesan dari Washington yang mengatakan bahwa AS ingin membendung konflik di Gaza.
Menurut sumber pertama, AS menyarankan konsesi potensial dari Israel. Salah satunya adalah AS tidak akan memberikan dukungan kepada pejabat sayap kanan Israel, yang mendominasi pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Hal ini, kata sumber itu, bergantung pada upaya Iran untuk tidak menggagalkan upaya membangun hubungan penuh antara Israel dan Arab Saudi, sebuah proses yang terhenti oleh pecahnya perang Gaza.
Pada 8 Januari, Hossein Akbari, duta besar Iran untuk Suriah, mengatakan bahwa Iran telah menerima pesan dari "salah satu negara Teluk Persia".
Menurut sumber Kementerian Luar Negeri Iran, komunikasi yang dilakukan antara Teheran dan Washington terutama berfokus pada meredam ketegangan dan menghindari eskalasi yang lebih besar di kawasan.
Sumber tersebut mengatakan Teheran telah memperingatkan AS mengenai konsekuensi potensial jika perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 24.000 orang, membawa ketegangan regional ke tingkat yang tidak terkendali.
Hal ini termasuk kekalahan Israel dalam perang regional yang lebih luas dan peningkatan tekanan keamanan terhadap militer AS.
AS Menawarkan Konsesi
Sumber pertama mengatakan Arab Saudi telah digunakan sebagai saluran ketika ketegangan meningkat menyusul pembunuhan Israel terhadap komandan senior dari “Poros Perlawanan”, kelompok negara dan kelompok bersenjata yang didukung Iran di wilayah tersebut.
Setelah Israel membunuh Razi Mousavi, seorang jenderal di pasukan elite Quds Korps Garda Revolusi Islam Iran, pada tanggal 25 Desember, delegasi Saudi mengunjungi Teheran dengan pesan dari Washington yang mengatakan bahwa AS ingin membendung konflik di Gaza.
Menurut sumber pertama, AS menyarankan konsesi potensial dari Israel. Salah satunya adalah AS tidak akan memberikan dukungan kepada pejabat sayap kanan Israel, yang mendominasi pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Hal ini, kata sumber itu, bergantung pada upaya Iran untuk tidak menggagalkan upaya membangun hubungan penuh antara Israel dan Arab Saudi, sebuah proses yang terhenti oleh pecahnya perang Gaza.
Pada 8 Januari, Hossein Akbari, duta besar Iran untuk Suriah, mengatakan bahwa Iran telah menerima pesan dari "salah satu negara Teluk Persia".
Lihat Juga :
tulis komentar anda