Takut Diserang, Anggota NATO Bangun Ratusan Bunker Beton di Perbatasan Rusia

Sabtu, 20 Januari 2024 - 11:45 WIB
“Ranjau darat, kawat silet, dan penghalang anti-tank ‘gigi naga’ akan disimpan di dekatnya sehingga dapat dengan cepat dikerahkan jika diperlukan,” ungkap Kaido Tiitus, staf di Kementerian Pertahanan, pada stasiun penyiaran negara ERR.

Bunker tersebut dilaporkan harus mampu bertahan dari serangan langsung peluru artileri 152 mm.

Anggaran awal untuk program ini adalah 60 juta euro (USD65 juta). Pembangunannya diperkirakan akan dimulai pada awal tahun 2025. Menurut Tiitus, proses yang paling sulit adalah membeli tanah yang saat ini dimiliki swasta.

“Ada tanda tanya besar mengenai penjualan tanah di tenggara Estonia, misalnya karena masyarakat di sana tidak ingin menjual tanah, karena tanah itu penting bagi mereka, apakah tanah tersebut memiliki nilai tradisional ataukah itu murni tanah pertanian yang menjaga jiwa masyarakat tetap hidup di pelosok negeri ini,” ungkap dia.

Kementerian Pertahanan Estonia memperkirakan sekitar 600 bunker akan dibutuhkan untuk proyek tersebut, menurut outlet Posttimees.

Tiitus mengatakan, “Benteng tersebut tidak akan dirancang untuk merusak pemandangan atau mengganggu kehidupan sehari-hari.”

Benteng perbatasan mempunyai sejarah kontroversial di Eropa sejak Garis Maginot Prancis, dibangun selama perang dunia untuk mempertahankan perbatasan dari ancaman Jerman.

Tentara Nazi akhirnya mengepung serangkaian bunker beton dan tempat senjata, mengalahkan Prancis hanya dalam waktu enam pekan.

Pemimpin Komunis Albania Enver Hoxha membangun lebih dari 750.000 bunker beton di seluruh negeri antara tahun 1967 dan 1986, untuk membentengi kemungkinan invasi dari NATO dan blok Soviet yang tidak pernah terwujud.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(sya)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More