5 Fakta Menakutkan Penyakit X yang Bisa Memicu Pandemi

Kamis, 18 Januari 2024 - 20:20 WIB
Penyakit X menjadi ancaman yang memicu pandemi baru. Foto/Reuters
WASHINGTON - Ketika musim dingin membawa kembali lonjakan penyakit pernafasan dan praktik era pandemi seperti keharusan menggunakan masker, para ahli kesehatan global berpikir ke depan tentang bagaimana mempersiapkan diri menghadapi wabah besar berikutnya.

Pada Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, sebuah panel yang terdiri dari para pemimpin industri kesehatan membahas pentingnya perencanaan awal untuk wabah “Penyakit X” yang hipotetis.

Berita tentang panel tersebut memicu konspirasi dari akun-akun sayap kanan di media sosial bahwa para pemimpin dunia sedang meluncurkan pandemi berikutnya atau bergerak untuk sekali lagi “membatasi” kebebasan berpendapat dan menerapkan kembali mandat penggunaan masker. WHO mengatakan bahwa persiapan tersebut dimaksudkan untuk mengurangi dampak buruk yang terjadi di era COVID-19 seperti kurangnya kapasitas sistem medis atau triliunan dolar yang hilang dalam perekonomian.

5 Fakta Menakutkan Penyakit X yang Bisa Memicu Pandemi

1. Bukan Penyakit Spesifik



Foto/Reuters



Melansir Al Jazeera, penyakit X bukanlah penyakit spesifik namun merupakan nama yang diberikan untuk agen infeksi baru yang potensial.

Ini mewakili penyakit yang saat ini tidak diketahui namun dapat menimbulkan ancaman mikroba yang serius bagi manusia di masa depan. Hal ini perlu diwaspadai karena terdapat banyak sekali reservoir virus yang beredar di satwa liar yang dapat menjadi sumber penyakit menular baru yang tidak dapat dilawan oleh manusia.

Pada tahun 2018, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menambahkan Penyakit X ke dalam daftar patogen yang menjadi prioritas utama penelitian, selain penyakit pembunuh yang diketahui seperti Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) dan Ebola.

Memberi label potensi ancaman ini sebagai “Penyakit X” dimaksudkan untuk memprioritaskan persiapan menghadapi penyakit yang belum memiliki vaksin atau pengobatan, dan dapat menimbulkan epidemi yang parah.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More