Mengenal Nauru, Negara Kepulauan di Samudera Pasifik yang Putus Hubungan Diplomatik dengan Taiwan
Rabu, 17 Januari 2024 - 15:15 WIB
NAURU - Mendengar nama Nauru, sebagian orang mungkin masih tampak asing. Berada di Samudera Pasifik, negara kepulauan ini memang jarang diketahui keberadaannya oleh masyarakat umum.
Terlepas dari statusnya yang mungkin jarang dikenal, Nauru adalah sebuah negara berdaulat. Mereka juga memiliki jalinan hubungan baik dengan negara-negara lain di dunia.
Baru-baru ini, Nauru tengah menjadi sorotan setelah memilih memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan. Keputusan ini diambil beberapa hari pasca Negeri Formosa memiliki presiden baru.
Nauru merupakan sebuah negara kepulauan di Samudera Pasifik. Letaknya sekitar 42 kilometer selatan khatulistiwa.
Mengutip Britannica, luas wilayah Nauru hanya sekitar 21 km persegi. Melihat kondisi ini, tak heran apabila statusnya dikenal sebagai salah satu negara terkecil di dunia.
Selain wilayahnya yang tidak terlalu luas, Nauru juga memiliki populasi sedikit. Diperkirakan, jumlah penduduk yang dimilikinya berkisar antara 12.000 hingga 13.000 jiwa.
Mayoritas penduduk Nauru diketahui sebagai penghuni asli Nauruan yang sebagian besarnya berasal dari Mikronesia.
Sementara untuk non-Nauruan, ada di antaranya berasal dari kepulauan pasifik, China, Australia, Filipina, dan lainnya.
Lebih jauh, sebagian besar penduduk Nauru menganut agama Kristen. Pada kesehariannya, mayoritas penduduk menggunakan bahasa Nauruan dan Inggris.
Beralih ke tinjauan politik, Nauru adalah negara berdaulat dan sudah bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak 1999. Konstitusinya sendiri diadopsi setelah mendapat kemerdekaan pada 1968.
Saat ini, Presiden Nauru dijabat oleh David Adeang. Era pemerintahannya dimulai pada 30 Oktober 2023 lalu.
Melihat ke belakang, Nauru sebenarnya pernah menjadi negara kaya yang memperoleh keuntungan besar dari cadangan fosfat. Sumber daya tersebut telah membantu perekonomian Nauru untuk menjadi lebih maju.
Namun, ada dampak lingkungan yang dihasilkan dari penambangan fosfat secara besar-besaran di Nauru. Salah satu efeknya menyebabkan kekeringan yang berkepanjangan.
Setelahnya, pemerintah Nauru mencari solusi agar tetap mendapat pendapatan meski pertambangan fosfat terhenti. Namun, usahanya justru berujung kegagalan dan membuat negara mengalami kemunduran.
Itulah sedikit ulasan mengenai Nauru, sebuah negara kepulauan di Samudera Pasifik yang putus hubungan diplomatik dengan Taiwan.
Terlepas dari statusnya yang mungkin jarang dikenal, Nauru adalah sebuah negara berdaulat. Mereka juga memiliki jalinan hubungan baik dengan negara-negara lain di dunia.
Baru-baru ini, Nauru tengah menjadi sorotan setelah memilih memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan. Keputusan ini diambil beberapa hari pasca Negeri Formosa memiliki presiden baru.
Profil Nauru
Nauru merupakan sebuah negara kepulauan di Samudera Pasifik. Letaknya sekitar 42 kilometer selatan khatulistiwa.
Mengutip Britannica, luas wilayah Nauru hanya sekitar 21 km persegi. Melihat kondisi ini, tak heran apabila statusnya dikenal sebagai salah satu negara terkecil di dunia.
Selain wilayahnya yang tidak terlalu luas, Nauru juga memiliki populasi sedikit. Diperkirakan, jumlah penduduk yang dimilikinya berkisar antara 12.000 hingga 13.000 jiwa.
Mayoritas penduduk Nauru diketahui sebagai penghuni asli Nauruan yang sebagian besarnya berasal dari Mikronesia.
Sementara untuk non-Nauruan, ada di antaranya berasal dari kepulauan pasifik, China, Australia, Filipina, dan lainnya.
Lebih jauh, sebagian besar penduduk Nauru menganut agama Kristen. Pada kesehariannya, mayoritas penduduk menggunakan bahasa Nauruan dan Inggris.
Beralih ke tinjauan politik, Nauru adalah negara berdaulat dan sudah bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak 1999. Konstitusinya sendiri diadopsi setelah mendapat kemerdekaan pada 1968.
Saat ini, Presiden Nauru dijabat oleh David Adeang. Era pemerintahannya dimulai pada 30 Oktober 2023 lalu.
Melihat ke belakang, Nauru sebenarnya pernah menjadi negara kaya yang memperoleh keuntungan besar dari cadangan fosfat. Sumber daya tersebut telah membantu perekonomian Nauru untuk menjadi lebih maju.
Namun, ada dampak lingkungan yang dihasilkan dari penambangan fosfat secara besar-besaran di Nauru. Salah satu efeknya menyebabkan kekeringan yang berkepanjangan.
Setelahnya, pemerintah Nauru mencari solusi agar tetap mendapat pendapatan meski pertambangan fosfat terhenti. Namun, usahanya justru berujung kegagalan dan membuat negara mengalami kemunduran.
Itulah sedikit ulasan mengenai Nauru, sebuah negara kepulauan di Samudera Pasifik yang putus hubungan diplomatik dengan Taiwan.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda