Bagaimana Cara Warga Mengisi Baterai Ponsel di Gaza yang Tanpa Listrik?
Rabu, 17 Januari 2024 - 11:06 WIB
“Hampir setiap potong rambut, saya menyuruh keponakan saya mengisi baterai pisau cukurnya. Saya harus memberi tahu pelanggan bahwa jika cuaca cerah saya bisa bekerja; kalau tidak, maka saya tidak bisa,” ungkap dia.
Seorang penjahit di Rafah mengatasi kekurangan listrik dengan mengubah sepeda anak-anak yang dibongkar menjadi dinamo pedal untuk menggerakkan mesin jahitnya.
Perang di Gaza dimulai setelah Hamas menyerbu Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menculik 240 sandera, lebih dari 130 di antaranya masih ditawan, menurut penghitungan Israel.
Namun, sejak saat itu, Haaretz mengungkap helikopter dan tank tentara Israel, pada kenyataannya, telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan warga sipil yang diklaim Israel telah dibunuh pejuang Palestina.
Bersumpah untuk menghancurkan Hamas, Israel membalasnya dengan pengepungan, pemboman dan invasi darat ke Gaza yang telah menewaskan lebih dari 24.000 warga Palestina, menurut pejabat kesehatan Gaza.
Sebagian besar penduduk mengungsi dan kekurangan makanan, air, listrik dan obat-obatan hingga mengakibatkan bencana kemanusiaan, menurut PBB.
Mengisi daya ponsel telah menjadi salah satu tantangan kehidupan sehari-hari, sama menyita waktu dan membuat frustrasi dengan mencari roti atau air minum.
“Kami datang ke sini untuk mengisi daya, tetapi tidak ada tempat,” ungkap Mahmoud Marouf, yang merupakan pengungsi dari Jabalia di Gaza utara.
Dia membawa baterai serupa dengan yang ada di mobil ke tempat pengisian daya di Rumah Sakit Emirat.
Seorang penjahit di Rafah mengatasi kekurangan listrik dengan mengubah sepeda anak-anak yang dibongkar menjadi dinamo pedal untuk menggerakkan mesin jahitnya.
Tidak Ada Tempat untuk Mengisi Daya
Perang di Gaza dimulai setelah Hamas menyerbu Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menculik 240 sandera, lebih dari 130 di antaranya masih ditawan, menurut penghitungan Israel.
Namun, sejak saat itu, Haaretz mengungkap helikopter dan tank tentara Israel, pada kenyataannya, telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan warga sipil yang diklaim Israel telah dibunuh pejuang Palestina.
Bersumpah untuk menghancurkan Hamas, Israel membalasnya dengan pengepungan, pemboman dan invasi darat ke Gaza yang telah menewaskan lebih dari 24.000 warga Palestina, menurut pejabat kesehatan Gaza.
Sebagian besar penduduk mengungsi dan kekurangan makanan, air, listrik dan obat-obatan hingga mengakibatkan bencana kemanusiaan, menurut PBB.
Mengisi daya ponsel telah menjadi salah satu tantangan kehidupan sehari-hari, sama menyita waktu dan membuat frustrasi dengan mencari roti atau air minum.
“Kami datang ke sini untuk mengisi daya, tetapi tidak ada tempat,” ungkap Mahmoud Marouf, yang merupakan pengungsi dari Jabalia di Gaza utara.
Dia membawa baterai serupa dengan yang ada di mobil ke tempat pengisian daya di Rumah Sakit Emirat.
tulis komentar anda