Iran Rampas Kapal Tanker di Teluk Oman, Balas AS yang Curi Minyak Teheran

Jum'at, 12 Januari 2024 - 07:29 WIB
“Tindakan Iran bertentangan dengan hukum internasional dan mengancam keamanan dan stabilitas maritim,” kata Wakil Laksamana Brad Cooper, komandan Komando Pusat Angkatan Laut AS yang juga Komandan Armada ke-5 AS.

Iran telah merespons dengan tindakan balasan di masa lalu setelah penyitaan pengiriman minyak Iran.

Sanksi AS yang melumpuhkan, yang diterapkan kembali setelah Washington menarik diri dari perjanjian nuklir penting pada tahun 2018, menargetkan penjualan minyak dan petrokimia Iran dalam upaya mengurangi ekspor energi Iran.

“Pemerintah Iran harus segera membebaskan kapal dan awaknya,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel kepada wartawan, seperti dikutip AFP, Jumat (12/1/2024).

“Penyitaan kapal komersial yang melanggar hukum ini hanyalah perilaku terbaru Iran atau yang dilakukan Iran dengan tujuan mengganggu perdagangan internasional.”

Komunikasi Terputus



Ambrey, sebuah perusahaan risiko maritim Inggris, mengatakan kelompok yang menaiki St Nikolas menutupi kamera kapal. "Seorang petugas keamanan melaporkan mendengar suara-suara tak dikenal melalui telepon bersama dengan suara majikannya," kata perusahaan tersebut.

Komunikasi terputus dengan kapal tersebut, yang membawa 19 awak—18 orang Filipina dan satu orang Yunani—, kata perusahaan manajemen kapal tanker Empire Navigation yang berbasis di Yunani kepada AFP.

Kapal tersebut telah memuat 145.000 ton minyak mentah di Basra, Irak dan menuju Aliaga di Turki melalui Terusan Suez, imbuh Empire.

Ambrey mengatakan kapal tanker yang baru diganti namanya itu sebelumnya dituntut dan didenda karena membawa minyak Iran yang dikenai sanksi, yang disita oleh otoritas AS.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More