Kisah Daniel Ortega, Presiden Nikaragua yang Jadikan Istrinya sebagai Wapres
Kamis, 11 Januari 2024 - 13:18 WIB
JAKARTA - Daniel Ortega adalah Presiden Nikaragua yang sudah lama berkuasa. Uniknya, yang menjadi wakil presiden (wapres)-nya adalah istrinya sendiri; Rosario Murillo.
Bagaimana bisa pasangan ini menjadi pemimpin sebuah negara? Berikut kisahnya.
Ortega berasal dari keluarga kelas pekerja biasa. Ketika remaja, dia bergabung dengan Front Pembebasan Nasional Sandinista (FSLN), sebuah gerakan yang menentang rezim diktator Anastasio Somoza.
Seiring berjalannya waktu, Ortega mulai dikenal sebagai pemimpin gerilya perjuangan. Setelah melalui jalan terjal, termasuk penahanan dan penyiksaan dari rezim berkuasa, kelompok Sandinista sukses mengambil alih kekuasaan pada 1979.
Mengutip CBS News, Ortega dipilih sebagai pengganti Presiden Somoza saat periode peralihan kekuasaan. Dia kemudian menjabat sebagai presiden pada 1984.
Saat itu, situasi Nikaragua belum stabil. Itu menjadikan pemerintahan Ortega kurang optimal. Terbukti, dia kalah dari Violeta Chamorro pada pemilihan presiden berikutnya pada 1990.
Citra Ortega semakin memburuk menyusul perpecahan di internal kelompok Sandinista. Akibatnya, dia kembali kalah dalam pemilihan presiden 1995 dan 2001.
Kendati kalah berulang kali, Ortega kembali bangkit. Pada 2006, dia mulai melakukan perubahan, termasuk menjauhi akar komunisnya.
Bagaimana bisa pasangan ini menjadi pemimpin sebuah negara? Berikut kisahnya.
Ortega berasal dari keluarga kelas pekerja biasa. Ketika remaja, dia bergabung dengan Front Pembebasan Nasional Sandinista (FSLN), sebuah gerakan yang menentang rezim diktator Anastasio Somoza.
Seiring berjalannya waktu, Ortega mulai dikenal sebagai pemimpin gerilya perjuangan. Setelah melalui jalan terjal, termasuk penahanan dan penyiksaan dari rezim berkuasa, kelompok Sandinista sukses mengambil alih kekuasaan pada 1979.
Mengutip CBS News, Ortega dipilih sebagai pengganti Presiden Somoza saat periode peralihan kekuasaan. Dia kemudian menjabat sebagai presiden pada 1984.
Saat itu, situasi Nikaragua belum stabil. Itu menjadikan pemerintahan Ortega kurang optimal. Terbukti, dia kalah dari Violeta Chamorro pada pemilihan presiden berikutnya pada 1990.
Citra Ortega semakin memburuk menyusul perpecahan di internal kelompok Sandinista. Akibatnya, dia kembali kalah dalam pemilihan presiden 1995 dan 2001.
Kendati kalah berulang kali, Ortega kembali bangkit. Pada 2006, dia mulai melakukan perubahan, termasuk menjauhi akar komunisnya.
tulis komentar anda