Menang Pemilu Tanpa Oposisi, Sheikh Hasina Jadi PM Bangladesh Kelima Kalinya

Senin, 08 Januari 2024 - 07:48 WIB
Ketua BNP Tarique Rahman, berbicara dari Inggris tempat dia tinggal di pengasingan, mengatakan kepada AFP bahwa dia khawatir “suara palsu” akan digunakan untuk meningkatkan jumlah pemilih.

“Apa yang terjadi bukanlah pemilu, melainkan aib bagi aspirasi demokrasi Bangladesh,” tulisnya di media sosial, sambil menuduh bahwa dia telah melihat “gambar dan video yang meresahkan” yang mendukung klaimnya.

Di antara para pemenang adalah Shakib Al Hasan, kapten tim kriket Bangladesh, yang memenangkan kursinya untuk partainya Hasina dengan telak, kata pejabat setempat.

BNP dan partai-partai lain melancarkan protes selama berbulan-bulan pada tahun lalu, menuntut Hasina mundur sebelum pemungutan suara.

Petugas di kota pelabuhan Chittagong membubarkan protes oposisi pada hari Minggu, menembakkan senapan dan tabung gas air mata.

Namun para pejabat pemilu mengatakan pemungutan suara sebagian besar berlangsung damai, dengan hampir 800.000 petugas polisi dan tentara dikerahkan di seluruh negeri.

Meenakshi Ganguly, dari Human Rights Watch, mengatakan pada hari Minggu bahwa pemerintah telah gagal meyakinkan pendukung oposisi bahwa pemilu akan berlangsung adil, dan memperingatkan bahwa "banyak yang takut akan tindakan keras lebih lanjut".

Politik di negara berpenduduk 170 juta jiwa ini telah lama didominasi oleh persaingan antara Hasina, putri pemimpin pendiri negara tersebut, dan perdana menteri dua kali Khaleda Zia, istri mantan penguasa militer.

Hasina telah menjadi pemenang yang menentukan sejak kembali berkuasa pada tahun 2009, dengan dua pemilu berikutnya disertai dengan banyak penyimpangan dan tuduhan kecurangan.

Zia (78) dihukum karena korupsi pada tahun 2018 dan kini berada dalam kondisi kesehatan yang buruk di sebuah rumah sakit di Dhaka. Ketua BNP Rahman adalah putranya.

Hasina menuduh BNP melakukan pembakaran dan sabotase selama kampanye protes tahun lalu, yang sebagian besar berlangsung damai namun menyebabkan beberapa orang tewas dalam konfrontasi polisi.

Pasukan keamanan pemerintah dirundung tuduhan pembunuhan di luar proses hukum dan penghilangan paksa—tuduhan yang dibantah oleh pemerintah.

Hambatan ekonomi telah membuat banyak orang tidak puas dengan pemerintahan Hasina, setelah lonjakan tajam harga makanan dan pemadaman listrik kronis selama berbulan-bulan pada tahun 2022.

Pierre Prakash dari International Crisis Group mengatakan sebelum pemungutan suara bahwa pemerintahan Hasina jelas "kurang populer dibandingkan beberapa tahun yang lalu, namun masyarakat Bangladesh hanya memiliki sedikit jalan keluar di kotak suara."

“Itu adalah kombinasi yang berpotensi berbahaya," katanya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More