Inilah 2 Capres Penantang yang Disetujui Rusia Bertarung Melawan Putin

Minggu, 07 Januari 2024 - 08:19 WIB
Dua calon presiden penantang telah disetujui Komisi Pemilu Pusat Rusia untuk bertarung melawan presiden petahana Vladimir Putin pada pemilu Maret nanti. Foto/REUTERS
MOSKOW - Komisi Pemilu Pusat Rusia telah menyetujui pendaftaran dua calon presiden (capres) untuk bertarung melawan presiden petahana Vladimir Putin pada pemilu 2024.

Capres dari Partai Demokrat Liberal Leonid Slutsky dan capres dari Partai Rakyat Baru Vladislav Davankov disetujui Komisi Pemilu Pusat untuk ikut pemilu Maret mendatang.

Danankov saat ini menjabat sebagai wakil ketua Duma negara—majelis legislatif rendah Rusia. Slutsky adalah ketua komite urusan luar negeri Duma negara.



Meski tampak bersaing untuk mendapatkan posisi eksekutif puncak negara, Slutsky yang nasionalis dan Davankov yang berhaluan liberal secara luas dipandang hanya sebagai oposisi belaka oleh para analis.



Putin menyerahkan surat pencalonannya kembali sebagai presiden ke Komisi Pemilu Pusat bulan lalu untuk pemilu 17 Maret, yang diperkirakan akan dimenangkannya. Mantan perwira intelijen ini tetap sangat populer di Rusia.

Dukungan terhadap Putin meningkat seiring dimulainya perang melawan Ukraina, dan saat ini ia mendapat peringkat persetujuan sebesar 82%, menurut Statista, sebuah platform data global, sebagaimana dikutip Fox News, Minggu (7/1/2024).

Putin terus memegang posisi sebagai presiden atau pun perdana menteri sejak tahun 1999. Dia telah menjadi presiden sejak tahun 2012, dengan masa jabatan sebelumnya sebagai presiden berlangsung dari tahun 2000 hingga 2008.

Tidak semua individu yang ingin mencalonkan diri melawan Putin diberi izin untuk mencalonkan diri dalam pemilu.

Yekaterina Duntsova (40), seorang mantan jurnalis televisi dan kritikus Perang Ukraina telah didiskualifikasi dari pencalonannya melawan Putin dalam pemilu Maret mendatang.

Duntsova, seorang politisi independen, ingin mencalonkan diri sebagai presiden untuk mengakhiri perang Rusia dengan Ukraina. Namun pengajuannya ditolak dengan suara bulat oleh Komisi Pemilu pada hari Sabtu lalu. Alasannya, banyak pelanggaran dalam dokumen yang dia serahkan.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More