Mengapa Negara-Negara Anggota Baru BRICS Mayoritas Muslim?

Jum'at, 05 Januari 2024 - 19:12 WIB
Presiden Iran Ebrahim Raisi (kanan) dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (kiri). Foto/REUTERS
RIYADH - Kelompok kerja sama multilateral BRICS yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan terus membuat gebrakan baru.

Pada 24 Juni 2023, BRICS mengumumkan enam negara baru sebagai anggotanya, yaitu Argentina, Iran, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), dan Ethiopia.

Argentina kemudian mundur dari keanggotaan BRICS setelah pemilu dengan sejumlah alasan, sehingga kini tinggal lima anggota baru BRICS.

Dari lima negara tersebut, empat di antaranya, yaitu Iran, Arab Saudi, Mesir, dan UEA, merupakan negara mayoritas Muslim.



Itu artinya, sebagian besar negara anggota baru BRICS adalah negara dengan mayoritas penduduk Muslim.

Ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan mengapa negara-negara anggota baru BRICS kebanyakan dari negara mayoritas Muslim.

1. Faktor Demografi



Populasi Muslim dunia saat ini diperkirakan mencapai 2 miliar jiwa, menjadikannya agama terbesar kedua di dunia setelah Kristen.

Populasi Muslim juga tersebar di seluruh dunia, dengan populasi terbesar berada di Asia dan Afrika.

Kontribusi populasi Muslim terhadap perekonomian dunia juga cukup signifikan. Pada tahun 2022, PDB negara-negara mayoritas Muslim diperkirakan mencapai USD11,3 triliun, atau sekitar 14,3% dari PDB global.

Hal ini menjadikan negara-negara mayoritas Muslim sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia.

Karena itu pula, BRICS melihat kekuatan ekonomi negara-negara Muslim itu sebagai potensi pertumbuhan ekonomi global di masa depan.

2. Faktor Ekonomi



Negara-negara mayoritas Muslim, terutama di Timur Tengah, memiliki perekonomian yang cukup besar dan berkembang pesat.

Hal ini didukung oleh beberapa faktor, antara lain: Sumber daya alam yang melimpah, seperti minyak dan gas alam; Pertumbuhan penduduk yang tinggi; Urbanisasi yang pesat.

Pertumbuhan ekonomi yang pesat di negara-negara mayoritas Muslim menjadikannya sebagai potensi pasar yang menarik bagi negara-negara anggota BRICS.

Negara-negara anggota BRICS dapat memanfaatkan potensi pasar ini untuk memperluas ekspor mereka.

3. Faktor Politik



Negara-negara mayoritas Muslim, terutama di kawasan Timur Tengah, memiliki kepentingan politik yang sama dengan negara-negara anggota BRICS.

Hal ini terutama terkait dengan upaya untuk melawan hegemoni Barat pimpinan Amerika Serikat (AS).

Negara-negara mayoritas Muslim umumnya merasa bahwa mereka telah lama menjadi korban imperialisme dan kolonialisme Barat yang menyedot kekayaan sumber daya alam dan manusia.

Mereka juga merasa Barat tidak menghormati kedaulatan dan hak asasi manusia negara-negara yang dijajah secara politik dan ekonomi.

Kondisi ini mendorong negara-negara mayoritas Muslim untuk mencari aliansi dengan negara-negara lain yang memiliki pandangan yang sama.

BRICS sering dipandang sebagai kelompok negara yang mewakili kepentingan negara-negara berkembang dan non-Barat.

Hal ini sejalan dengan ideologi negara-negara mayoritas Muslim yang umumnya anti-imperialisme dan anti-hegemoni.

4. Faktor Ideologi



BRICS sering dipandang sebagai kelompok negara yang memiliki ideologi yang progresif dan anti-Barat.

Pandangan ini sejalan dengan ideologi negara-negara mayoritas Muslim yang umumnya anti-imperialisme dan anti-hegemoni.

Ajaran Islam yang menyerukan keadilan sosial juga sangat bertentangan dengan imperialisme dan kolonialisme Barat yang terjadi secara langsung atau tidak langsung pada negara-negara mayoritas Muslim.

Ideologi yang sama ini dapat menjadi faktor yang mendorong negara-negara mayoritas Muslim untuk bergabung dengan BRICS.

Negara-negara tersebut berharap dengan bergabung dengan BRICS, mereka dapat memperkuat posisi mereka dalam tatanan dunia yang baru.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, dapat disimpulkan bahwa negara-negara mayoritas Muslim lainnya memiliki potensi untuk menjadi anggota BRICS.

Hal ini tentu akan memperkuat posisi BRICS sebagai kelompok ekonomi dan politik yang berpengaruh di dunia.

(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More