Netanyahu Larang Menhan Gallant Rapat Terpisah dengan Bos Mossad
Kamis, 28 Desember 2023 - 22:15 WIB
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan mencegah Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant mengadakan rapat terpisah dengan Kepala Mossad David Barnea atau Kepala Shin Bet Ronen Bar, tanpa dia.
Media Israel melaporkan rapat tersebut berkaitan dengan upaya menjamin pembebasan tawanan Israel yang ditahan di Gaza.
Menurut The Times of Israel, Channel 12, “Mengutip sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya, melaporkan Netanyahu tidak dapat mencegah Gallant bertemu pejabat senior militer dan keamanan. Namun, PM telah melarang dia memasukkan Barnea ketika perdana menteri tidak ikut dalam diskusi.”
Setidaknya dalam dua kesempatan, Gallant telah mengundang Barnea untuk menghadiri pertemuan dan menerima pesan dari kantor Netanyahu yang tidak disetujui perdana menteri, menurut laporan yang dikutip Times of Israel.
Lebih lanjut ditambahkan, “Situs berita Ynet melaporkan Netanyahu marah setelah Gallant memerintahkan Barnea datang dan memberikan informasi terbaru kepadanya segera setelah kembali dari perjalanan rahasia ke Paris untuk membahas kesepakatan pembebasan sandera, sebelum dia memberikan informasi terbaru kepada perdana menteri.”
“Kantor Gallant tidak menanggapi klaim yang dilaporkan,” ungkap laporan Times of Israel.
Sementara kantor Perdana Menteri Israel dikabarkan mengatakan tidak ada batasan seperti itu pada Gallant atau Barnea.
Namun, kantor PM mengatakan, “Kabinet perang adalah satu-satunya badan yang menguraikan kebijakan dan memutuskan masalah sandera dan mereka yang hilang,” menurut laporan Times of Israel.
Kantor tersebut menambahkan, “bahwa 'tidak ada pengecualian'.”
Middle East Monitor melaporkan surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, mengutip sumber-sumber yang dekat dengan Netanyahu yang menuduh Gallant dan “rekan-rekannya” membocorkan laporan yang mengklaim perdana menteri telah menghentikan serangan pendahuluan terhadap Hizbullah setelah 7 Oktober, yang telah didorong oleh Gallant.
The Times of Israel melaporkan, “Meskipun secara terbuka Gallant dan Netanyahu telah mengaku bekerja sama selama perang yang sedang berlangsung, keretakan dalam hubungan antara keduanya masih terlihat dalam beberapa kesempatan.”
Awal tahun ini, Netanyahu memecat Gallant, hanya satu hari setelah Menteri Pertahanan memutuskan hubungan dengan meminta pemerintah menghentikan rencana yang sangat kontroversial untuk merombak sistem peradilan.
“Pemecatan Gallant memicu kegaduhan di kalangan masyarakat, termasuk protes massal dan kekacauan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” papar laporan The Times of Israel.
Netanyahu membatalkan keputusannya, membuat Gallant tetap memegang jabatannya hingga sekarang.
Lihat Juga: Senator AS Ancam Tindakan Militer terhadap ICC setelah Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu
Media Israel melaporkan rapat tersebut berkaitan dengan upaya menjamin pembebasan tawanan Israel yang ditahan di Gaza.
Menurut The Times of Israel, Channel 12, “Mengutip sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya, melaporkan Netanyahu tidak dapat mencegah Gallant bertemu pejabat senior militer dan keamanan. Namun, PM telah melarang dia memasukkan Barnea ketika perdana menteri tidak ikut dalam diskusi.”
Setidaknya dalam dua kesempatan, Gallant telah mengundang Barnea untuk menghadiri pertemuan dan menerima pesan dari kantor Netanyahu yang tidak disetujui perdana menteri, menurut laporan yang dikutip Times of Israel.
Lebih lanjut ditambahkan, “Situs berita Ynet melaporkan Netanyahu marah setelah Gallant memerintahkan Barnea datang dan memberikan informasi terbaru kepadanya segera setelah kembali dari perjalanan rahasia ke Paris untuk membahas kesepakatan pembebasan sandera, sebelum dia memberikan informasi terbaru kepada perdana menteri.”
“Kantor Gallant tidak menanggapi klaim yang dilaporkan,” ungkap laporan Times of Israel.
Sementara kantor Perdana Menteri Israel dikabarkan mengatakan tidak ada batasan seperti itu pada Gallant atau Barnea.
Namun, kantor PM mengatakan, “Kabinet perang adalah satu-satunya badan yang menguraikan kebijakan dan memutuskan masalah sandera dan mereka yang hilang,” menurut laporan Times of Israel.
Kantor tersebut menambahkan, “bahwa 'tidak ada pengecualian'.”
Middle East Monitor melaporkan surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, mengutip sumber-sumber yang dekat dengan Netanyahu yang menuduh Gallant dan “rekan-rekannya” membocorkan laporan yang mengklaim perdana menteri telah menghentikan serangan pendahuluan terhadap Hizbullah setelah 7 Oktober, yang telah didorong oleh Gallant.
The Times of Israel melaporkan, “Meskipun secara terbuka Gallant dan Netanyahu telah mengaku bekerja sama selama perang yang sedang berlangsung, keretakan dalam hubungan antara keduanya masih terlihat dalam beberapa kesempatan.”
Awal tahun ini, Netanyahu memecat Gallant, hanya satu hari setelah Menteri Pertahanan memutuskan hubungan dengan meminta pemerintah menghentikan rencana yang sangat kontroversial untuk merombak sistem peradilan.
“Pemecatan Gallant memicu kegaduhan di kalangan masyarakat, termasuk protes massal dan kekacauan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” papar laporan The Times of Israel.
Netanyahu membatalkan keputusannya, membuat Gallant tetap memegang jabatannya hingga sekarang.
Lihat Juga: Senator AS Ancam Tindakan Militer terhadap ICC setelah Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu
(sya)
tulis komentar anda