Kepala WHO: Gaza adalah Neraka di Bumi, 300 Kematian Per Hari
Jum'at, 22 Desember 2023 - 14:01 WIB
GAZA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Gaza menyaksikan rata-rata 300 kematian per hari, dengan hanya sembilan dari 36 rumah sakit yang “berfungsi sebagian.”
Menyerukan gencatan senjata segera, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Kamis (21/12/2023), “Saya sudah tidak bisa menghitung berapa kali saya berpikir krisis di Gaza tidak akan menjadi lebih mengerikan lagi. Tapi hal itu terjadi lagi.”
“Fakta bahwa kita berbicara tentang 20.000 orang terbunuh, sebagian besar anak-anak dan perempuan, dan lebih dari 52.000 orang (dan terus bertambah) menderita luka-luka yang mengancam jiwa dan mengubah hidup, dalam waktu hampir 3 bulan adalah hal yang mengerikan, dan, yang terpenting, sebuah parodi bagi kemanusiaan,” keluh dia.
Kepala WHO mengatakan, “Kengerian yang tidak ada habisnya bagi mereka yang terjebak dalam apa yang telah menjadi Neraka di bumi.”
Dalam pernyataannya, dia mencantumkan poin-poin untuk menyimpulkan situasi saat ini.
“Kita sedang menyaksikan,” katanya, sebagai berikut: “Rata-rata sekitar 300 kematian setiap hari ketika permusuhan berkecamuk; Sistem kesehatan yang hancur dengan hanya 9 dari 36 rumah sakit di Gaza yang berfungsi sebagian; dan tidak ada satupun yang berfungsi di utara; Anak-anak menjadi yatim piatu setelah orang tuanya dibunuh; Penyakit, kelaparan dan kurangnya air bersih dan sanitasi menimbulkan risiko lebih lanjut selain bom dan peluru; Ruang kemanusiaan yang selalu berbahaya dan terbatas untuk menyalurkan pasokan medis yang menyelamatkan jiwa; Trauma kesehatan mental yang akan menghantui banyak orang selama bertahun-tahun.”
“Pembantaian harus dihentikan. Kita membutuhkan gencatan senjata sekarang,” ungkap dia.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 20.000 warga Palestina telah terbunuh, termasuk 8.000 anak-anak dan 6.200 wanita, serta 52.600 orang terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.
Perkiraan Palestina dan internasional mengatakan mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.
Amerika Serikat terus melindungi Israel dari kecaman internasional dan resolusi di Dewan Keamanan PBB meski rezim kolonial itu bertindak barbar di Jalur Gaza.
Menyerukan gencatan senjata segera, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Kamis (21/12/2023), “Saya sudah tidak bisa menghitung berapa kali saya berpikir krisis di Gaza tidak akan menjadi lebih mengerikan lagi. Tapi hal itu terjadi lagi.”
“Fakta bahwa kita berbicara tentang 20.000 orang terbunuh, sebagian besar anak-anak dan perempuan, dan lebih dari 52.000 orang (dan terus bertambah) menderita luka-luka yang mengancam jiwa dan mengubah hidup, dalam waktu hampir 3 bulan adalah hal yang mengerikan, dan, yang terpenting, sebuah parodi bagi kemanusiaan,” keluh dia.
Kepala WHO mengatakan, “Kengerian yang tidak ada habisnya bagi mereka yang terjebak dalam apa yang telah menjadi Neraka di bumi.”
Dalam pernyataannya, dia mencantumkan poin-poin untuk menyimpulkan situasi saat ini.
“Kita sedang menyaksikan,” katanya, sebagai berikut: “Rata-rata sekitar 300 kematian setiap hari ketika permusuhan berkecamuk; Sistem kesehatan yang hancur dengan hanya 9 dari 36 rumah sakit di Gaza yang berfungsi sebagian; dan tidak ada satupun yang berfungsi di utara; Anak-anak menjadi yatim piatu setelah orang tuanya dibunuh; Penyakit, kelaparan dan kurangnya air bersih dan sanitasi menimbulkan risiko lebih lanjut selain bom dan peluru; Ruang kemanusiaan yang selalu berbahaya dan terbatas untuk menyalurkan pasokan medis yang menyelamatkan jiwa; Trauma kesehatan mental yang akan menghantui banyak orang selama bertahun-tahun.”
Baca Juga
“Pembantaian harus dihentikan. Kita membutuhkan gencatan senjata sekarang,” ungkap dia.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 20.000 warga Palestina telah terbunuh, termasuk 8.000 anak-anak dan 6.200 wanita, serta 52.600 orang terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.
Perkiraan Palestina dan internasional mengatakan mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.
Amerika Serikat terus melindungi Israel dari kecaman internasional dan resolusi di Dewan Keamanan PBB meski rezim kolonial itu bertindak barbar di Jalur Gaza.
(sya)
tulis komentar anda