Pemimpin Houthi Yaman Ancam Serang Kapal Perang AS

Kamis, 21 Desember 2023 - 09:55 WIB
Pasukan Houthi Yaman saat membajak kapal kargo Galaxy Leader. Pemimpin Houthi sekarang mengancam akan menyerang kapal perang AS jika negara Yaman diserang. Foto/REUTERS
TEL AVIV - Pemimpin Houthi Yaman Abdel-Malek al-Houthi mengancam akan menyerang kapal perang Amerika Serikat (AS) jika Washington menargetkan wilayah Yaman.

Kelompok Houthi, yang menguasai sejumlah besar wilayah di Yaman setelah bertahun-tahun berperang, sejak bulan lalu telah menembakkan drone dan rudal ke kapal-kapal internasional yang berlayar melalui Laut Merah, serangan yang dikatakan sebagai respons terhadap serangan Israel di Jalur Gaza.

AS telah membentuk koalisi 10 negara yang disebut sebagai "Inisiatif Keamanan Maritim" untuk berpatroli di Laut Merah guna melawan serangan Houthi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah.





“Kami tidak akan berpangku tangan jika Amerika tergoda untuk melakukan tindakan bodoh dengan menargetkan negara kami atau berperang melawan negara kami,” kata Abdel-Malek al-Houthi, seperti dikutip AFP, Kamis (21/12/2023).

“Setiap orang Amerika yang menargetkan negara kami akan menjadi sasaran kami, dan kami akan menjadikan kapal perang, kepentingan, dan navigasi Amerika sebagai target rudal, drone, dan operasi militer kami,” lanjut al-Houthi dalam pidato yang disiarkan televisi.

Krisis di Laut Merah muncul dari perang antara Israel dan Hamas, konflik terbaru di Timur Tengah yang mengadu AS dan sekutunya melawan kekuatan regional Iran dan proksi milisi Arabnya.

Perang dimulai 7 Oktober ketika Hamas menyerbu Israel selatan, di mana pihak berwenang Israel mengatakan sekitar 1.200 orang terbunuh dalam serangan tersebut dan ratusan lainnya diculik dan dibawa ke Gaza sebagai tawanan.

Pengeboman dan invasi balasan Israel ke Gaza, yang menurut para pejabat Israel bertujuan untuk memusnahkan Hamas, telah menewaskan hampir 20.000 warga Palestina, menurut pejabat kesehatan Gaza.

Proksi Iran termasuk Houthi dan Hizbullah Lebanon telah menembakkan roket ke Israel sejak konflik dimulai. Sementara itu, kelompok Houthi telah meningkatkan serangan mereka di Laut Merah, mengancam akan menargetkan semua kapal yang menuju ke Israel dan memperingatkan perusahaan pelayaran agar tidak berurusan dengan pelabuhan Israel.

Serangan tersebut telah mengganggu jalur perdagangan utama yang menghubungkan Eropa dan Amerika Utara dengan Asia melalui Terusan Suez dan menyebabkan biaya pengiriman peti kemas meningkat tajam karena perusahaan berupaya mengirimkan barang mereka melalui rute alternatif, yang seringkali lebih panjang.

Koalisi 10 negara telah meluncurkan operasi dengan nama sandi "Operation Prosperity Guardian". Pasukan koalisi dari Inggris, Bahrain, Kanada, Denmark, Perancis, Italia, Belanda, Norwegia, Seychelles dan Spanyol, bersama dengan AS, akan melakukan patroli bersama di Laut Merah bagian selatan dan Teluk Aden yang berdekatan.

“Selama Amerika ingin berperang langsung dengan kami, mereka harus tahu bahwa kami bukanlah pihak yang takut pada mereka, dan bahwa mereka menghadapi seluruh rakyat,” kata al-Houthi.

Dia memperingatkan Amerika agar tidak mengirim tentara ke Yaman, dengan mengatakan: "Mereka akan menghadapi sesuatu yang lebih keras daripada apa yang mereka hadapi di Afghanistan dan apa yang mereka derita di Vietnam.”
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More