Korut Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua, Korsel dan Jepang Murka

Senin, 18 Desember 2023 - 14:29 WIB
Korea Utara menguji tembak rudal balistik antarbenua (ICBM), memicu kemarahan Korea Selatan dan Jepang. Foto/KCNA via REUTERS
SEOUL - Korea Utara (Korut) telah menguji tembak rudal balistik antarbenua (ICBM) pada hari Senin (18/12/2023). Manuver Pyongyang ini membuat marah Korea Selatan (Korsel) dan Jepang.

Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan ICBM yang tembakkan Korut telah terbang selama sekitar 73 menit sebelum jatuh ke perairan di luar zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang, sekitar 250 kilometer sebelah barat Pulau Okushiri di Hokkaido.

ICBM itu ditembakkan sehari setelah negara bersenjata nuklir yang dipimpin Kim Jong-un tersebut menguji tembak rudal jarak pendek ke Laut Jepang.



Di Seoul, Kantor Kepresidenan Korsel mengecam keras apa yang disebutnya sebagai peluncuran ICBM berbahan bakar padat.



Presiden Korsel Yoon Suk-yeol memerintahkan respons bersama bersama AS dan Jepang dengan menggunakan sistem berbagi informasi rudal real-time.

Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan ICBM Korut diluncurkan pada "lintasan melayang", yang berarti rudal tersebut ditembakkan pada jalur vertikal yang curam, mencapai ketinggian maksimum lebih dari 6.000 km dan menempuh jarak sekitar 1.000 km.

Itu menjadi penembakan ICBM kelima oleh Pyongyang pada tahun 2023—yang merupakan manuver terbanyak dalam satu tahun.

“Berdasarkan lintasan penerbangan rudal kelas ICBM yang diluncurkan, diperkirakan jangkauannya bisa melebihi 15.000 km, tergantung pada bobotnya dan faktor lainnya,” kata anggota Parlemen Jepang Shingo Miyake, seperti dikutip Japan Times.

“Dalam hal ini, seluruh Amerika Serikat akan berada dalam jangkauan rudal tersebut.”

Miyake mengatakan Jepang bekerja sama dengan Korsel dan AS untuk menganalisis peluncuran tersebut.

Berbicara pada konferensi pers hari Senin, juru bicara utama pemerintah Jepang mengatakan bahwa Tokyo telah memprotes peluncuran rudal terbaru melalui Kedutaan Pyongyang di Beijing.

Berdasarkan sanksi PBB, Korea Utara dilarang menggunakan teknologi rudal balistik.

“Tindakan Korea Utara, termasuk peluncuran rudal balistik yang berulang kali, merupakan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan kawasan kami dan komunitas internasional, dan sama sekali tidak dapat diterima,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi.

Tokyo, Seoul dan Washington diperkirakan akan mulai mengoperasikan sistem untuk berbagi data peringatan rudal Korea Utara secara real-time sebelum akhir tahun ini, namun Hayashi mengatakan sistem tersebut belum beroperasi.

“Data peringatan rudal Korea Utara yang ditampilkan secara real-time berada pada tahap akhir implementasi, dan kami masih bekerja sama dengan AS dan Korea Selatan mengenai rinciannya, termasuk waktu spesifik untuk memulai implementasi,” katanya.

Gedung Putih juga mengecam manuver ICBM Korut. Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan berbicara melalui telepon dengan rekan-rekannya dari Korea Selatan dan Jepang menyusul apa yang disebut Washington sebagai “uji coba rudal balistik antarbenua".

Korea Utara terakhir kali meluncurkan ICBM pada bulan Juli, ketika mereka menembakkan rudal berbahan bakar padat Hwasong-18 yang baru.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More