Sosok Yitzhak Rabin, Pemimpin Israel yang Tak Percaya Tuhan dan Bernasib Tragis

Jum'at, 15 Desember 2023 - 14:46 WIB
Yitzhak Rabin, Perdana Menteri (PM) ke-25 Israel. Dia adalah pemimpin rezim Zionis Israel yang secara terbuka menyatakan diri sebagai seorang ateis atau tak percaya adanya Tuhan. Foto/REUTERS
JAKARTA - Yitzhak Rabin adalah Perdana Menteri (PM) ke-25 Israel. Semasa hidup, pemimpin rezim Zionis blakblakan bahwa dirinya seorang ateis atau tidak percaya adanya Tuhan.

Rabin lahir pada 1922 dan meninggal pada 1995 dengan cara yang sangat tragis, yakni dibunuh seorang ekstremis Yahudi setelah membuat kesepakatan perdamaian dengan Palestina.

Sosok Yitzhak Rabin



Dia merupakan salah satu pemimpin Israel yang paling berpengaruh dan kontroversial. Dia menjabat sebagai PM Israel sebanyak dua periode, dari 1974-1977 dan 1992-1995.





Rabin memiliki karier militer yang gemilang. Dia adalah jenderal dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, memimpin Israel dalam Perang Enam Hari dan Perang Yom Kippur.

Rabin lahir di Yerusalem pada tahun 1922 dan bergabung dengan Palmach, kelompok paramiliter Yahudi, pada usia 17 tahun.

Dia berpartisipasi dalam Perang Kemerdekaan Israel dan dengan cepat naik pangkat menjadi perwira senior. Selama Perang Enam Hari 1967, dia memimpin pasukan Israel merebut Tepi Barat dan Semenanjung Sinai dari Mesir. Rabin menjadi Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel pada tahun 1967 dan menjabat hingga 1973.

Dia memiliki pandangan politik moderat, di mana Rabin mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina dan menandatangani Kesepakatan Oslo, tonggak penting dalam proses perdamaian kedua pihak.

Ateis di Negara Yahudi



Dalam sebuah wawancara dengan majalah TIME pada tahun 1994, Rabin mengatakan, "Saya seorang ateis. Saya tidak percaya pada Tuhan. Saya percaya pada kekuatan manusia untuk menciptakan masa depan yang lebih baik."

Rabin juga pernah mengatakan, "Saya percaya bahwa kita harus membangun masa depan kita sendiri. Kita tidak bisa mengandalkan Tuhan untuk melakukannya untuk kita."

Keyakinan ateis Rabin menjadi hal yang kontroversial di Israel, yang mayoritas penduduknya adalah Yahudi. Namun, Rabin tidak pernah menghindar dari keyakinannya. Dia percaya bahwa keyakinannya tidak menghalanginya untuk menjadi pemimpin yang baik.

Karier Politik



Rabin memasuki dunia politik pada tahun 1974 dan terpilih sebagai Perdana Menteri Israel. Dia menghadapi tantangan ekonomi dan politik yang berat, termasuk resesi global dan serangan milisi dari Palestina.

Pada tahun 1976, Rabin memimpin Operasi Entebbe, sebuah misi penyelamatan yang sukses untuk membebaskan sandera Israel di Uganda.

Meskipun popularitasnya meningkat setelah operasi ini, Rabin kalah dalam pemilu berikutnya pada tahun 1977.

Perdamaian dengan Palestina dan Kesepakatan Oslo (1992-1995)



Rabin kembali menjabat sebagai Perdana Menteri pada tahun 1992. Dia berkomitmen untuk mencapai perdamaian dengan Palestina dan memulai negosiasi rahasia dengan pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina, Yasser Arafat.

Pada tahun 1993, kedua pemimpin menandatangani Kesepakatan Oslo, yang mengakui hak Palestina untuk memiliki pemerintahan sendiri dan menetapkan kerangka kerja untuk negosiasi status akhir.

Dibunuh Ekstremis Yahudi



Rabin dibunuh oleh Yigal Amir, seorang ekstremis Yahudi, pada tahun 1995 setelah Kesepakatan Oslo diteken. Pembunuhannya merupakan kemunduran besar bagi proses perdamaian Israel-Palestina.

Warisan Rabin kontroversial, dengan beberapa orang memuji upayanya untuk mencapai perdamaian dan yang lain mengkritik kebijakan militernya.

Namun, dia tetap dihormati sebagai salah satu pemimpin Israel yang paling penting dan berpengaruh.

Kepemimpinan Rabin bercirikan pragmatisme dan komitmen pada keamanan nasional Israel. Meskipun seorang ateis, dia memandang pentingnya berkolaborasi dengan para pemimpin religius dalam urusan negara.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More