Brigade al-Qassam Bantai 10 Tentara Elite Israel, Media Zionis Sebut Malapetaka Shujaiya
Kamis, 14 Desember 2023 - 11:33 WIB
GAZA - Media-media Israel mengekspose aksi sayap militer Hamas Brigade al-Qassam menyergap dan membantai 10 tentara elite Israel di Shujaiya, Gaza, pada Rabu. Salah satu media Zionis menggambarkan kengerian itu sebagai "malapetaka Shujaiya".
Pada Rabu pagi, militer Israel mengumumkan nama sembilan tentara elite dari Brigade Golani yang tewas, serta empat lainnya yang terluka parah. Tak berselang lama, militer memperbarui korban tewas tentara elite menjadi 10 orang.
"Ini malapetaka Shujaiya," tulis surat kabar Israel; Maariv menggambarkan apa yang terjadi di medan tempur tersebut.
Laporan itu menjelaskan bahwa para tentara elite tewas dalam penyergapan tersebut telah direncanakan dengan baik oleh musuh di lingkungan Shujaiya.
Apa yang disebut "malapetaka Shujaiya" itu dimulai ketika pasukan Israel bentrok dengan kelompok perlawanan Palestina dan sebuah alat peledak diledakkan tepat di hadapan pasukan Israel, menyebabkan korban jiwa di antara mereka.
Ketika unit penyelamat Brigade Golani dikirim untuk mendukung pasukan dan mengevakuasi korban luka, mereka memasuki sebuah gedung yang disergap oleh Brigade al-Qassam—yang mengakibatkan korban tambahan di antara pasukan Zionis.
Tim penyelamat lainnya dikirim ke lokasi kejadian, di mana lebih banyak tembakan terjadi, diikuti dengan ledakan bahan peledak dan granat.
Surat kabar Yedioth Ahronoth juga menggambarkan insiden di lingkungan Shujaiya sebagai "berbahaya", yang juga mengakibatkan kematian dari anggota Unit Pencarian dan Pertolongan 669 Golani.
Menurut laporan tersebut, insiden mematikan itu berlangsung lebih dari dua setengah jam.
Korban jiwa terbaru ini menambah jumlah korban tewas tentara Israel dalam serangan darat sejak akhir Oktober menjadi 115 orang.
Hamas mengatakan meningkatnya jumlah tentara Israel yang terbunuh di Gaza menegaskan besarnya kerugian dan kegagalan para pemimpin dan militer Israel.
“Kehadiran berkepanjangan di sana hanya akan memperburuk jumlah korban dan kerugian, menjadikan penjajah sebagai pihak yang menanggung akibat kegagalan dan kekalahan yang tercela,” kata Hamas dalam pernyataan.
Sementara itu, Benny Gantz, anggota Kabinet Perang Israel, mengakui di halaman X-nya bahwa perang Israel di Gaza telah menimbulkan kerugian yang besar, menyakitkan, dan sulit bagi militernya.
"Setiap orang yang jatuh merupakan bekas luka bagi seluruh Negara Israel, dan setiap bekas luka tersebut merupakan pengingat akan kepahlawanan para pejuang kita," tulis dia, seperti dikutip Jordan News, Kamis (14/12/2023).
Pada Rabu pagi, militer Israel mengumumkan nama sembilan tentara elite dari Brigade Golani yang tewas, serta empat lainnya yang terluka parah. Tak berselang lama, militer memperbarui korban tewas tentara elite menjadi 10 orang.
"Ini malapetaka Shujaiya," tulis surat kabar Israel; Maariv menggambarkan apa yang terjadi di medan tempur tersebut.
Laporan itu menjelaskan bahwa para tentara elite tewas dalam penyergapan tersebut telah direncanakan dengan baik oleh musuh di lingkungan Shujaiya.
Apa yang disebut "malapetaka Shujaiya" itu dimulai ketika pasukan Israel bentrok dengan kelompok perlawanan Palestina dan sebuah alat peledak diledakkan tepat di hadapan pasukan Israel, menyebabkan korban jiwa di antara mereka.
Ketika unit penyelamat Brigade Golani dikirim untuk mendukung pasukan dan mengevakuasi korban luka, mereka memasuki sebuah gedung yang disergap oleh Brigade al-Qassam—yang mengakibatkan korban tambahan di antara pasukan Zionis.
Tim penyelamat lainnya dikirim ke lokasi kejadian, di mana lebih banyak tembakan terjadi, diikuti dengan ledakan bahan peledak dan granat.
Surat kabar Yedioth Ahronoth juga menggambarkan insiden di lingkungan Shujaiya sebagai "berbahaya", yang juga mengakibatkan kematian dari anggota Unit Pencarian dan Pertolongan 669 Golani.
Menurut laporan tersebut, insiden mematikan itu berlangsung lebih dari dua setengah jam.
Korban jiwa terbaru ini menambah jumlah korban tewas tentara Israel dalam serangan darat sejak akhir Oktober menjadi 115 orang.
Hamas mengatakan meningkatnya jumlah tentara Israel yang terbunuh di Gaza menegaskan besarnya kerugian dan kegagalan para pemimpin dan militer Israel.
“Kehadiran berkepanjangan di sana hanya akan memperburuk jumlah korban dan kerugian, menjadikan penjajah sebagai pihak yang menanggung akibat kegagalan dan kekalahan yang tercela,” kata Hamas dalam pernyataan.
Sementara itu, Benny Gantz, anggota Kabinet Perang Israel, mengakui di halaman X-nya bahwa perang Israel di Gaza telah menimbulkan kerugian yang besar, menyakitkan, dan sulit bagi militernya.
"Setiap orang yang jatuh merupakan bekas luka bagi seluruh Negara Israel, dan setiap bekas luka tersebut merupakan pengingat akan kepahlawanan para pejuang kita," tulis dia, seperti dikutip Jordan News, Kamis (14/12/2023).
(mas)
tulis komentar anda