Rusia Sudah Merekrut Lebih dari 100 Ribu Narapidana untuk Berperang di Ukraina
Minggu, 10 Desember 2023 - 15:45 WIB
Kelompoknya juga telah mendokumentasikan kasus-kasus di mana para terdakwa direkrut untuk ikut berperang bahkan sebelum kasus mereka dibawa ke pengadilan.
Ada juga kontroversi ketika mantan narapidana menyelesaikan tugas mereka di Ukraina, karena dua pria yang dihukum karena pembunuhan dan kanibalisme baru-baru ini dibebaskan setelah mereka berkelahi.
Rusia telah menderita banyak korban di Ukraina, yang diperkirakan oleh negara-negara Barat berjumlah sekitar 300.000 jiwa.
Analis perang telah mencatat bahwa militer Rusia sering kali mengandalkan taktik gelombang manusia, melemparkan pasukan yang kurang terlatih untuk melakukan serangan besar-besaran.
Untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja di Ukraina, Rusia telah mengirimkan tahanan, memanggil pasukan cadangan militer, dan merekrut etnis minoritas untuk berperang.
Militer Rusia tampaknya mampu memperkuat pasukannya dengan merekrut pasukan secara terus-menerus, kata lembaga think tank Institute for the Study of War.
Lembaga think tank tersebut mencatat bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dapat terus merekrut anggota baru selama dia bersedia menanggung konsekuensi domestiknya.
Ada juga kontroversi ketika mantan narapidana menyelesaikan tugas mereka di Ukraina, karena dua pria yang dihukum karena pembunuhan dan kanibalisme baru-baru ini dibebaskan setelah mereka berkelahi.
Rusia telah menderita banyak korban di Ukraina, yang diperkirakan oleh negara-negara Barat berjumlah sekitar 300.000 jiwa.
Analis perang telah mencatat bahwa militer Rusia sering kali mengandalkan taktik gelombang manusia, melemparkan pasukan yang kurang terlatih untuk melakukan serangan besar-besaran.
Untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja di Ukraina, Rusia telah mengirimkan tahanan, memanggil pasukan cadangan militer, dan merekrut etnis minoritas untuk berperang.
Militer Rusia tampaknya mampu memperkuat pasukannya dengan merekrut pasukan secara terus-menerus, kata lembaga think tank Institute for the Study of War.
Lembaga think tank tersebut mencatat bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dapat terus merekrut anggota baru selama dia bersedia menanggung konsekuensi domestiknya.
(ahm)
tulis komentar anda