Tekad Xi Jinping Jadikan China Kekuatan Dunia Terhambat Isu Internal PLA
Rabu, 06 Desember 2023 - 12:15 WIB
BEIJING - Presiden Xi Jinping meyakini bahwa militer yang kuat diperlukan jika China ingin menjadi negara adidaya. Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) merupakan alat milik Xi untuk membangun tatanan dunia yang berpusat pada China.
Xi Jinping berupaya membangun PLA menjadi kekuatan militer modern dan kelas dunia dalam waktu singkat. Sesuai dengan panduannya, PLA harus memiliki sistem mekanisasi (dengan senjata dan peralatan), sistem informasi (kemampuan perang informasi), dan kecerdasan (kecerdasan buatan dalam perencanaan militer) pada tahun 2027.
Xi Jinping ingin PLA dimodernisasi secara komprehensif di tahun 2035, dan pada 2049, China didorong harus menjadi kekuatan kelas dunia.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, pengeluaran pertahanan yang besar merupakan hal lumrah di China, dengan didukung strategi gabungan militer-sipil yang ambisius. Peralatan pertahanan berteknologi tinggi dengan harga mahal terus dimasukkan ke PLA dalam kecepatan yang sangat tinggi.
Deretan roket, rudal, pesawat terbang, dan kapal baru di angkatan bersenjata China tentu saja mengesankan. Perangkat keras baru berkualitas tinggi dengan kemampuan yang dipublikasikan secara luas dan dianggap menakutkan ini menarik perhatian global dan domestik. Hal ini memungkinkan aparat China untuk mengukur dan dengan mudah memproyeksikan gambaran tak terkalahkannya PLA.
Namun, menurut Letnan Jenderal (Purnawirawan) PR Shankar dari India, ada realitas lain di balik itu.
Mengutip dari laman Eurasian Times pada Rabu (6/12/2023), Shankar mengatakan bahwa beberapa laporan terbaru menunjukkan Xi Jinping khawatir terhadap PLA. Xi Jinping dinilai khawatir atas keandalan politik, kemampuan mobilisasi, dan kemampuan PLA untuk berperang dan memenangkan pertempuran. Hal terpenting, ada pertanyaan mengenai kepemimpinan dan kemampuan komando PLA.
Xi Jinping berupaya membangun PLA menjadi kekuatan militer modern dan kelas dunia dalam waktu singkat. Sesuai dengan panduannya, PLA harus memiliki sistem mekanisasi (dengan senjata dan peralatan), sistem informasi (kemampuan perang informasi), dan kecerdasan (kecerdasan buatan dalam perencanaan militer) pada tahun 2027.
Xi Jinping ingin PLA dimodernisasi secara komprehensif di tahun 2035, dan pada 2049, China didorong harus menjadi kekuatan kelas dunia.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, pengeluaran pertahanan yang besar merupakan hal lumrah di China, dengan didukung strategi gabungan militer-sipil yang ambisius. Peralatan pertahanan berteknologi tinggi dengan harga mahal terus dimasukkan ke PLA dalam kecepatan yang sangat tinggi.
Deretan roket, rudal, pesawat terbang, dan kapal baru di angkatan bersenjata China tentu saja mengesankan. Perangkat keras baru berkualitas tinggi dengan kemampuan yang dipublikasikan secara luas dan dianggap menakutkan ini menarik perhatian global dan domestik. Hal ini memungkinkan aparat China untuk mengukur dan dengan mudah memproyeksikan gambaran tak terkalahkannya PLA.
Namun, menurut Letnan Jenderal (Purnawirawan) PR Shankar dari India, ada realitas lain di balik itu.
Kekhawatiran Xi Jinping
Mengutip dari laman Eurasian Times pada Rabu (6/12/2023), Shankar mengatakan bahwa beberapa laporan terbaru menunjukkan Xi Jinping khawatir terhadap PLA. Xi Jinping dinilai khawatir atas keandalan politik, kemampuan mobilisasi, dan kemampuan PLA untuk berperang dan memenangkan pertempuran. Hal terpenting, ada pertanyaan mengenai kepemimpinan dan kemampuan komando PLA.
tulis komentar anda