Tak Tertandingi, Rusia Satu-satunya di Dunia Pemilik Armada Pemecah Es Tenaga Nuklir
Senin, 04 Desember 2023 - 15:30 WIB
ARKTIK - Rusia adalah satu-satunya negara di dunia yang mengoperasikan armada kapal pemecah es bertenaga nuklir.
Kemampuan itu memungkinkan Moskow mempertahankan kehadirannya di kawasan Arktik yang kepentingan strategis dan geopolitiknya terus berkembang selama bertahun-tahun.
Kapal pemecah es bertenaga nuklir pertama di dunia, “Lenin”, yang juga dianggap sebagai kapal sipil bertenaga nuklir pertama di dunia, dibangun di Uni Soviet dan secara resmi mulai beroperasi pada tanggal 3 Desember 1959.
Tanggal tersebut menandai dimulainya armada pemecah es bertenaga nuklir Soviet/Rusia, yang paling banyak dan paling kuat di planet Bumi.
Rusia membangun kapal-kapal kuat ini untuk memfasilitasi arus lalu lintas maritim melalui perairan Arktik Rusia, di sepanjang jalur yang saat ini dikenal sebagai Rute Laut Utara.
Kapal pemecah es berbahan bakar diesel yang berkekuatan lebih kecil sering kali tidak mampu menghadapi bongkahan es yang tebal pada awal musim semi atau akhir musim gugur.
Belum lagi pengisian bahan bakar kapal-kapal berbahan bakar diesel ini di tengah laut yang tertutup es hampir mustahil dilakukan.
Sebaliknya, kapal pemecah es bertenaga nuklir dapat menemani karavan kapal kargo selama diperlukan, hancurkan semua rintangan es yang menghalangi jalan mereka.
Meskipun “Lenin” dinonaktifkan pada tahun 1989, kapal ini telah digantikan oleh sejumlah kapal yang lebih kuat dan canggih.
Antara tahun 1971 dan 1972, lima kapal pemecah es bertenaga nuklir yakni “Arktika” (dinonaktifkan pada tahun 2008), “Sibir” (dinonaktifkan pada tahun 1992), “Rossiya” (dinonaktifkan pada tahun 2013), “Sovetskiy Soyuz” (dinonaktifkan pada tahun 2014) dan “Yamal ” (masih beroperasi) dibangun di Galangan Kapal Baltik di St Petersburg.
Dua kapal pemecah es bertenaga nuklir, “Taymyr” dan “Vaygach,” dibangun pada tahun 1980-an untuk Uni Soviet di Finlandia, dengan baja dan peralatan Soviet (seperti unit propulsi) digunakan dalam konstruksi tersebut.
Juga pada tahun 1980-an, Galangan Kapal Zaliv di Kerch memproduksi kapal unik bernama “Sevmorput,” kapal kargo bertenaga nuklir yang juga dapat berfungsi sebagai pemecah es.
Pemecah es bertenaga nuklir “50 Let Pobedy” diusulkan pada tahun 1989 tetapi baru selesai pada tahun 2007 karena pembangunannya dihentikan pada tahun 1990-an.
Pada tahun 2022, Galangan Kapal Baltik juga telah meluncurkan tiga kapal pemecah es Project 22220 baru yakni “Arktika,” “Sibir” dan “Ural” dengan beberapa kapal lagi di kelasnya yang saat ini sedang dibangun.
Kapal utama pemecah es Project 10510, bernama “Rossiya,” diperkirakan akan bergabung dengan armada pemecah es bertenaga nuklir Rusia pada tahun 2027.
“Saat ini, kapal pemecah es bertenaga nuklir Rusia adalah yang paling canggih di dunia,” ungkap Victor Litovkin, analis militer dan pensiunan kolonel Angkatan Bersenjata Rusia.
“Tidak ada negara lain di dunia yang memiliki kapal pemecah es bertenaga nuklir sebanyak itu,” papar dia kepada Sputnik.
“AS sedang mencoba membangun kapal pemecah es bertenaga nuklir pertamanya namun tidak dapat menyelesaikannya. Sementara itu, Rusia memiliki 11 kapal pemecah es bertenaga nuklir, tujuh di antaranya masih beroperasi, yang terus beroperasi di Jalur Laut Utara, mengawal kapal-kapal ke sana. Tidak ada satu pun di dunia ini yang dapat menandingi kapal pemecah es Rusia dalam kekuatan dan kemampuannya menghancurkan es Artik setebal 2,5 meter,” ujar dia.
Menurut Litovkin, kapal pemecah es bertenaga nuklir Rusia memainkan peran penting dalam memfasilitasi lalu lintas maritim di sepanjang Rute Laut Utara, belum lagi kapal-kapal ini memberikan akses ke sumber daya alam yang kaya yang tersembunyi di bawah es Arktik.
“Wilayah utara mengandung banyak sekali unsur tanah jarang (mineral langka), minyak, dan gas alam. Misalnya, 22% cadangan minyak dan gas dunia berada di Arktik,” ungkap dia.
Beberapa cadangan gas alam cair (LNG) Rusia yang lebih menonjol, seperti proyek LNG Arktik 1 dan 2, juga terletak di bagian utara negara tersebut, sehingga kapal pemecah es nuklir negara tersebut membantu ekspor LNG Rusia yang tiba melalui Jalur Laut Utara.
Analis tersebut juga memperingatkan kekayaan Arktik Rusia menarik perhatian “agresor” yang tidak diinginkan seperti Amerika Serikat.
“Jalur Laut Utara, Arktik kita, adalah rute terdekat dari wilayah Rusia ke Amerika Serikat. Dan AS benar-benar ingin masuk ke Samudra Arktik untuk mengerahkan kapal perusak mereka di sana,” ujar Litovkin, sambil menekankan kapal-kapal AS ini dapat menimbulkan ancaman terhadap pangkalan rudal strategis Rusia di Siberia.
Meskipun demikian, kurangnya armada pemecah es yang kuat akan menjadi hambatan bagi rencana AS, sedangkan kapal pemecah es bertenaga nuklir Rusia memberi Moskow kemampuan melakukan manuver aset angkatan lautnya sendiri di Arktik dan memasok garnisun militer Rusia di wilayah strategis ini.
Kemampuan itu memungkinkan Moskow mempertahankan kehadirannya di kawasan Arktik yang kepentingan strategis dan geopolitiknya terus berkembang selama bertahun-tahun.
Kapal pemecah es bertenaga nuklir pertama di dunia, “Lenin”, yang juga dianggap sebagai kapal sipil bertenaga nuklir pertama di dunia, dibangun di Uni Soviet dan secara resmi mulai beroperasi pada tanggal 3 Desember 1959.
Tanggal tersebut menandai dimulainya armada pemecah es bertenaga nuklir Soviet/Rusia, yang paling banyak dan paling kuat di planet Bumi.
Rusia membangun kapal-kapal kuat ini untuk memfasilitasi arus lalu lintas maritim melalui perairan Arktik Rusia, di sepanjang jalur yang saat ini dikenal sebagai Rute Laut Utara.
Kapal pemecah es berbahan bakar diesel yang berkekuatan lebih kecil sering kali tidak mampu menghadapi bongkahan es yang tebal pada awal musim semi atau akhir musim gugur.
Belum lagi pengisian bahan bakar kapal-kapal berbahan bakar diesel ini di tengah laut yang tertutup es hampir mustahil dilakukan.
Sebaliknya, kapal pemecah es bertenaga nuklir dapat menemani karavan kapal kargo selama diperlukan, hancurkan semua rintangan es yang menghalangi jalan mereka.
Meskipun “Lenin” dinonaktifkan pada tahun 1989, kapal ini telah digantikan oleh sejumlah kapal yang lebih kuat dan canggih.
Antara tahun 1971 dan 1972, lima kapal pemecah es bertenaga nuklir yakni “Arktika” (dinonaktifkan pada tahun 2008), “Sibir” (dinonaktifkan pada tahun 1992), “Rossiya” (dinonaktifkan pada tahun 2013), “Sovetskiy Soyuz” (dinonaktifkan pada tahun 2014) dan “Yamal ” (masih beroperasi) dibangun di Galangan Kapal Baltik di St Petersburg.
Dua kapal pemecah es bertenaga nuklir, “Taymyr” dan “Vaygach,” dibangun pada tahun 1980-an untuk Uni Soviet di Finlandia, dengan baja dan peralatan Soviet (seperti unit propulsi) digunakan dalam konstruksi tersebut.
Juga pada tahun 1980-an, Galangan Kapal Zaliv di Kerch memproduksi kapal unik bernama “Sevmorput,” kapal kargo bertenaga nuklir yang juga dapat berfungsi sebagai pemecah es.
Pemecah es bertenaga nuklir “50 Let Pobedy” diusulkan pada tahun 1989 tetapi baru selesai pada tahun 2007 karena pembangunannya dihentikan pada tahun 1990-an.
Pada tahun 2022, Galangan Kapal Baltik juga telah meluncurkan tiga kapal pemecah es Project 22220 baru yakni “Arktika,” “Sibir” dan “Ural” dengan beberapa kapal lagi di kelasnya yang saat ini sedang dibangun.
Kapal utama pemecah es Project 10510, bernama “Rossiya,” diperkirakan akan bergabung dengan armada pemecah es bertenaga nuklir Rusia pada tahun 2027.
“Saat ini, kapal pemecah es bertenaga nuklir Rusia adalah yang paling canggih di dunia,” ungkap Victor Litovkin, analis militer dan pensiunan kolonel Angkatan Bersenjata Rusia.
“Tidak ada negara lain di dunia yang memiliki kapal pemecah es bertenaga nuklir sebanyak itu,” papar dia kepada Sputnik.
“AS sedang mencoba membangun kapal pemecah es bertenaga nuklir pertamanya namun tidak dapat menyelesaikannya. Sementara itu, Rusia memiliki 11 kapal pemecah es bertenaga nuklir, tujuh di antaranya masih beroperasi, yang terus beroperasi di Jalur Laut Utara, mengawal kapal-kapal ke sana. Tidak ada satu pun di dunia ini yang dapat menandingi kapal pemecah es Rusia dalam kekuatan dan kemampuannya menghancurkan es Artik setebal 2,5 meter,” ujar dia.
Menurut Litovkin, kapal pemecah es bertenaga nuklir Rusia memainkan peran penting dalam memfasilitasi lalu lintas maritim di sepanjang Rute Laut Utara, belum lagi kapal-kapal ini memberikan akses ke sumber daya alam yang kaya yang tersembunyi di bawah es Arktik.
“Wilayah utara mengandung banyak sekali unsur tanah jarang (mineral langka), minyak, dan gas alam. Misalnya, 22% cadangan minyak dan gas dunia berada di Arktik,” ungkap dia.
Beberapa cadangan gas alam cair (LNG) Rusia yang lebih menonjol, seperti proyek LNG Arktik 1 dan 2, juga terletak di bagian utara negara tersebut, sehingga kapal pemecah es nuklir negara tersebut membantu ekspor LNG Rusia yang tiba melalui Jalur Laut Utara.
Analis tersebut juga memperingatkan kekayaan Arktik Rusia menarik perhatian “agresor” yang tidak diinginkan seperti Amerika Serikat.
“Jalur Laut Utara, Arktik kita, adalah rute terdekat dari wilayah Rusia ke Amerika Serikat. Dan AS benar-benar ingin masuk ke Samudra Arktik untuk mengerahkan kapal perusak mereka di sana,” ujar Litovkin, sambil menekankan kapal-kapal AS ini dapat menimbulkan ancaman terhadap pangkalan rudal strategis Rusia di Siberia.
Meskipun demikian, kurangnya armada pemecah es yang kuat akan menjadi hambatan bagi rencana AS, sedangkan kapal pemecah es bertenaga nuklir Rusia memberi Moskow kemampuan melakukan manuver aset angkatan lautnya sendiri di Arktik dan memasok garnisun militer Rusia di wilayah strategis ini.
(sya)
tulis komentar anda