Bom Meledak Saat Misa Minggu, Militer Filipina Siaga Tinggi
Minggu, 03 Desember 2023 - 13:15 WIB
MANILA - Militer Filipina dalam siaga tinggi pada Minggu (3/12/2023) setelah sebuah bom meledak menewaskan empat orang dan melukai beberapa orang saat Misa Katolik di gimnasium universitas di selatan negara itu. Pihak berwenang menyebut serangan tersebut sebagai aksi terorisme Islam.
“Saya mengutuk keras tindakan tidak masuk akal dan paling keji yang dilakukan oleh teroris asing,” kata Presiden Ferdinand Marcos Jr.
“Ekstrimis yang melakukan kekerasan terhadap orang yang tidak bersalah akan selalu dianggap sebagai musuh bagi masyarakat kita,” tegasnya seperti dikutip dari Reuters.
Ledakan di Marawi, sebuah kota yang dikepung oleh militan pro-ISIS selama lima bulan pada tahun 2017, terjadi setelah pembunuhan 11 kombatan dalam operasi militer pada hari Jumat di Maguindanao del Sur sekitar 200 km jauhnya.
Mendesak agar masyarakat tetap tenang, Marcos mengunggah di platform media sosial X bahwa ia telah menginstruksikan polisi nasional dan angkatan bersenjata untuk memastikan perlindungan serta keselamatan warga sipil dan keamanan komunitas yang terkena dampak serta rentan.
“Yakinlah kami akan membawa pelaku tindakan kejam ini ke pengadilan,” tegasnya.
Berbicara kepada wartawan ketika para ahli penjinak bahan peledak dikerahkan, Mayor Jenderal Angkatan Darat Filipina, Gabriel Viray III, menyebut serangan di Universitas Negeri Mindanao sebagai "aksi teror".
“Saat ini kami berada dalam kewaspadaan tinggi dan pasukan kami tetap waspada saat kami menentukan motif dan mengidentifikasi pelaku untuk benar-benar memastikan siapa dalang di baliknya,” ujar Viray.
“Saya mengutuk keras tindakan tidak masuk akal dan paling keji yang dilakukan oleh teroris asing,” kata Presiden Ferdinand Marcos Jr.
“Ekstrimis yang melakukan kekerasan terhadap orang yang tidak bersalah akan selalu dianggap sebagai musuh bagi masyarakat kita,” tegasnya seperti dikutip dari Reuters.
Ledakan di Marawi, sebuah kota yang dikepung oleh militan pro-ISIS selama lima bulan pada tahun 2017, terjadi setelah pembunuhan 11 kombatan dalam operasi militer pada hari Jumat di Maguindanao del Sur sekitar 200 km jauhnya.
Mendesak agar masyarakat tetap tenang, Marcos mengunggah di platform media sosial X bahwa ia telah menginstruksikan polisi nasional dan angkatan bersenjata untuk memastikan perlindungan serta keselamatan warga sipil dan keamanan komunitas yang terkena dampak serta rentan.
“Yakinlah kami akan membawa pelaku tindakan kejam ini ke pengadilan,” tegasnya.
Berbicara kepada wartawan ketika para ahli penjinak bahan peledak dikerahkan, Mayor Jenderal Angkatan Darat Filipina, Gabriel Viray III, menyebut serangan di Universitas Negeri Mindanao sebagai "aksi teror".
“Saat ini kami berada dalam kewaspadaan tinggi dan pasukan kami tetap waspada saat kami menentukan motif dan mengidentifikasi pelaku untuk benar-benar memastikan siapa dalang di baliknya,” ujar Viray.
tulis komentar anda