Ledakan Beirut: 154 Tewas, 5.000 Terluka dan Puluhan Hilang
Jum'at, 07 Agustus 2020 - 23:24 WIB
Itu terjadi ketika Amerika Serikat (AS) telah menjanjikan lebih dari USD17 juta dalam bantuan bencana awal untuk Lebanon. Kedutaan AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa bantuan tersebut termasuk bantuan makanan, persediaan medis dan bantuan keuangan untuk Palang Merah Lebanon.
Program Pangan Dunia (WFP) berencana untuk mengimpor tepung terigu dan biji-bijian untuk toko roti dan pabrik untuk membantu melindungi dari kekurangan pangan di seluruh Lebanon.
"WFP prihatin bahwa ledakan dan kerusakan pelabuhan akan memperburuk situasi keamanan pangan yang sudah suram - yang telah memburuk karena krisis keuangan yang mendalam di negara itu dan pandemi Covid-19," kata badan itu dalam sebuah pernyataan.
"WFP juga siap menawarkan manajemen rantai pasokan dan dukungan logistik serta keahlian ke Lebanon," sambung pernyataan itu.
Perkembangan itu terjadi sehari setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi lokasi ledakan dan menjanjikan bantuan.
Dia juga mengatakan Lebanon membutuhkan "inisiatif politik" baru sebagai bagian dari proses pembangunan kembali karena korupsi di negara itu. (Baca: Sambangi Beirut, Macron Diminta Bantu Revolusi Pemerintahan Lebanon )
Sementara itu aksi protes meletus di Beirut ketika penduduk menyalahkan para pemimpin negara atas ledakan tersebut.
Lebanon terperosok dalam krisis ekonomi yang parah sebelum ledakan yang juga secara luas disalahkan pada kelas politik.
Ledakan itu tampaknya disebabkan oleh 2.750 ton amonium nitrat - bahan kimia yang digunakan untuk bahan peledak dan pupuk. Bahan itu telah disimpan di pelabuhan sejak disita dari kapal kargo yang disita pada tahun 2013. (Baca: PM Lebanon Sebut 2.750 Ton Amonium Nitrat Penyebab Ledakan Beirut )
Program Pangan Dunia (WFP) berencana untuk mengimpor tepung terigu dan biji-bijian untuk toko roti dan pabrik untuk membantu melindungi dari kekurangan pangan di seluruh Lebanon.
"WFP prihatin bahwa ledakan dan kerusakan pelabuhan akan memperburuk situasi keamanan pangan yang sudah suram - yang telah memburuk karena krisis keuangan yang mendalam di negara itu dan pandemi Covid-19," kata badan itu dalam sebuah pernyataan.
"WFP juga siap menawarkan manajemen rantai pasokan dan dukungan logistik serta keahlian ke Lebanon," sambung pernyataan itu.
Perkembangan itu terjadi sehari setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi lokasi ledakan dan menjanjikan bantuan.
Dia juga mengatakan Lebanon membutuhkan "inisiatif politik" baru sebagai bagian dari proses pembangunan kembali karena korupsi di negara itu. (Baca: Sambangi Beirut, Macron Diminta Bantu Revolusi Pemerintahan Lebanon )
Sementara itu aksi protes meletus di Beirut ketika penduduk menyalahkan para pemimpin negara atas ledakan tersebut.
Lebanon terperosok dalam krisis ekonomi yang parah sebelum ledakan yang juga secara luas disalahkan pada kelas politik.
Ledakan itu tampaknya disebabkan oleh 2.750 ton amonium nitrat - bahan kimia yang digunakan untuk bahan peledak dan pupuk. Bahan itu telah disimpan di pelabuhan sejak disita dari kapal kargo yang disita pada tahun 2013. (Baca: PM Lebanon Sebut 2.750 Ton Amonium Nitrat Penyebab Ledakan Beirut )
(ber)
tulis komentar anda