Bersitegang dengan China, Filipina Bangun Stasiun Pemantau di LCS
Jum'at, 01 Desember 2023 - 20:34 WIB
MANILA - Filipina mengatakan tengah membangun stasiun penjaga pantai di pulau terbesar yang dikuasainya di Laut China Selatan (LCS) yang disengketan. Itu dilakukan untuk meningkatkan pemantauan terhadap kapal-kapal China yang menyatakan klaim Beijing di perairan tersebut.
Penasihat Keamanan Nasional Filipina Eduardo Ano menyampaikan pengumuman tersebut saat berkunjung ke Pulau Thitu yang dikuasai Manila, yang merupakan bagian dari Kepulauan Spratly yang diperebutkan.
"Stasiun penjaga pantai akan dilengkapi dengan sistem canggih, termasuk radar, komunikasi satelit, kamera pantai dan manajemen lalu lintas kapal," jelas Ano seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (1/12/2023).
Stasiun tersebut telah dibangun dan diharapkan dapat beroperasi awal tahun depan.
“Sistem ini akan sangat meningkatkan kemampuan PCG untuk memantau pergerakan pasukan maritim China, negara-negara lain yang mungkin datang ke sini, dan juga kapal dan pesawat umum kita,” kata Ano, mengacu pada Penjaga Pantai Filipina.
Ano menjelaskan bahwa pengumpulan data real-time akan berdampak pada perilaku pihak-pihak yang mengajukan klaim, terutama warga China, seraya memuji hal tersebut sebagai “pengubah permainan”.
Dalam kesempatan itu, Ano menuduh penjaga pantai China dan kapal-kapal lain terlibat dalam perilaku “ilegal” dan “agresif” terhadap nelayan dan kapal patroli Filipina.
"Itu murni penindasan," kata Ano.
Penasihat Keamanan Nasional Filipina Eduardo Ano menyampaikan pengumuman tersebut saat berkunjung ke Pulau Thitu yang dikuasai Manila, yang merupakan bagian dari Kepulauan Spratly yang diperebutkan.
"Stasiun penjaga pantai akan dilengkapi dengan sistem canggih, termasuk radar, komunikasi satelit, kamera pantai dan manajemen lalu lintas kapal," jelas Ano seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (1/12/2023).
Stasiun tersebut telah dibangun dan diharapkan dapat beroperasi awal tahun depan.
“Sistem ini akan sangat meningkatkan kemampuan PCG untuk memantau pergerakan pasukan maritim China, negara-negara lain yang mungkin datang ke sini, dan juga kapal dan pesawat umum kita,” kata Ano, mengacu pada Penjaga Pantai Filipina.
Ano menjelaskan bahwa pengumpulan data real-time akan berdampak pada perilaku pihak-pihak yang mengajukan klaim, terutama warga China, seraya memuji hal tersebut sebagai “pengubah permainan”.
Dalam kesempatan itu, Ano menuduh penjaga pantai China dan kapal-kapal lain terlibat dalam perilaku “ilegal” dan “agresif” terhadap nelayan dan kapal patroli Filipina.
"Itu murni penindasan," kata Ano.
tulis komentar anda