Penyandera di Prancis Ungkap Derita Palestina, Sebut Dirinya Mujahid
Jum'at, 07 Agustus 2020 - 22:02 WIB
Tersangka tinggal di Paris saat insiden 2013 dan kemudian pindah ke wilayah Seine-Maritime bagian utara.
Dia mengatakan pada polisi yang membujuknya keluar dari bank di Le Havre bahwa dia membawa bom dan mengancam menggunakan bom jika polisi mendekat. (Baca Juga: Tolak Mahasiswa Kedokteran Ditambah, Ribuan Dokter Korsel Mogok Kerja)
“Namun dia tidak pernah secara fisik atau lisan melecehkan para sanderanya dan negosiasi tidak pernah berhasil,” kata sumber itu. Kepolisian tidak menemukan bahan peledak seperti yang disebutkan pelaku. (Baca Infografis: Menghadapi Krisis Paling Parah, Lebanon di Ujung Kehancuran)
“Pria itu menyatakan hendak menyerah saat fajar, setelah salat subuh, tapi dia kemudian keluar setelah pukul 22.45 waktu setempat dengan bendera hijau kelompok Hamas Palestina dikalungkan di bahunya,” kata sumber kepolisian. (Lihat Video: 190 Kios di Pasar Grogol Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah)
Dia mengatakan pada polisi yang membujuknya keluar dari bank di Le Havre bahwa dia membawa bom dan mengancam menggunakan bom jika polisi mendekat. (Baca Juga: Tolak Mahasiswa Kedokteran Ditambah, Ribuan Dokter Korsel Mogok Kerja)
“Namun dia tidak pernah secara fisik atau lisan melecehkan para sanderanya dan negosiasi tidak pernah berhasil,” kata sumber itu. Kepolisian tidak menemukan bahan peledak seperti yang disebutkan pelaku. (Baca Infografis: Menghadapi Krisis Paling Parah, Lebanon di Ujung Kehancuran)
“Pria itu menyatakan hendak menyerah saat fajar, setelah salat subuh, tapi dia kemudian keluar setelah pukul 22.45 waktu setempat dengan bendera hijau kelompok Hamas Palestina dikalungkan di bahunya,” kata sumber kepolisian. (Lihat Video: 190 Kios di Pasar Grogol Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah)
(sya)
tulis komentar anda