5 Alasan Fatah dan Hamas Selalu Bertikai, dari Sikap terhadap Israel hingga Gaya Perjuangan
Selasa, 28 November 2023 - 21:21 WIB
Sementara itu, Hamas melihat kelemahan dalam serangan Israel yang tampaknya tidak terarah terhadap warga sipil.
“Besarnya kekalahan [pada tanggal 7 Oktober] membuat [Israel] kehilangan akal sehatnya dan menyerang ke segala arah tanpa berpikir panjang,” kata al-Reshaq. “Itu telah gagal. Mereka gagal di medan perang pada tanggal 7 Oktober ketika berhadapan dengan Brigade Qassam, dan sekarang mereka gagal karena tidak mampu mencapai tujuan nyata apa pun di Gaza.”
Foto/Reuters
"Jika Israel tidak bisa menyingkirkan Hamas, perpecahan antara kedua kelompok politik Palestina akan semakin dalam," prediksi Hamayel.
Hamayel memprediksi, Hamas akan tetap berdiri, pahlawan yang gagah berani bagi Palestina dalam memerangi Israel, dan Otoritas Palestina akan tampak lemah, dipermalukan karena telah bekerja sama dengan Israel selama bertahun-tahun.
"Hal ini akan memulai lingkaran setan dari lemahnya Otoritas Palestina yang menginspirasi lebih banyak aktivitas pemukim di Tepi Barat, yang akan semakin mengikis kendali kelompok tersebut atas wilayah tersebut," katanya.
“Ini bisa menjadi awal dari berakhirnya Fatah ataui PA,” kata Hamayel.
Namun demikian, Hamas tetaplah Hamas. “Mereka tidak dapat mengatur ulang rumah Palestina sesuai keinginan mereka. Hamas akan tetap ada, dan apa yang muncul setelah Hamas juga akan menjadi Hamas,” kata Izzat al-Rasheq, anggota Biro Politik Hamas. Dia menambahkan bahwa Palestina tidak akan menerima “AS atau Israel atau siapa pun” yang memberi tahu mereka siapa yang harus memerintah mereka.
“Rakyat Palestina tidak akan pernah menerima entitas yang memasuki Gaza dengan tank Israel,” katanya.
Karena tidak mungkin memberantas Hamas, kata Jabari, kelompok tersebut harus dilibatkan dalam negosiasi pascaperang.
“Besarnya kekalahan [pada tanggal 7 Oktober] membuat [Israel] kehilangan akal sehatnya dan menyerang ke segala arah tanpa berpikir panjang,” kata al-Reshaq. “Itu telah gagal. Mereka gagal di medan perang pada tanggal 7 Oktober ketika berhadapan dengan Brigade Qassam, dan sekarang mereka gagal karena tidak mampu mencapai tujuan nyata apa pun di Gaza.”
5. Hamas Jadi Pahlawan, Fatah sebagai Pecundang
Foto/Reuters
"Jika Israel tidak bisa menyingkirkan Hamas, perpecahan antara kedua kelompok politik Palestina akan semakin dalam," prediksi Hamayel.
Hamayel memprediksi, Hamas akan tetap berdiri, pahlawan yang gagah berani bagi Palestina dalam memerangi Israel, dan Otoritas Palestina akan tampak lemah, dipermalukan karena telah bekerja sama dengan Israel selama bertahun-tahun.
"Hal ini akan memulai lingkaran setan dari lemahnya Otoritas Palestina yang menginspirasi lebih banyak aktivitas pemukim di Tepi Barat, yang akan semakin mengikis kendali kelompok tersebut atas wilayah tersebut," katanya.
“Ini bisa menjadi awal dari berakhirnya Fatah ataui PA,” kata Hamayel.
Namun demikian, Hamas tetaplah Hamas. “Mereka tidak dapat mengatur ulang rumah Palestina sesuai keinginan mereka. Hamas akan tetap ada, dan apa yang muncul setelah Hamas juga akan menjadi Hamas,” kata Izzat al-Rasheq, anggota Biro Politik Hamas. Dia menambahkan bahwa Palestina tidak akan menerima “AS atau Israel atau siapa pun” yang memberi tahu mereka siapa yang harus memerintah mereka.
“Rakyat Palestina tidak akan pernah menerima entitas yang memasuki Gaza dengan tank Israel,” katanya.
Karena tidak mungkin memberantas Hamas, kata Jabari, kelompok tersebut harus dilibatkan dalam negosiasi pascaperang.
tulis komentar anda