Viral! Israel Dituduh Mencuri Organ Warga Palestina yang Meninggal, Ini Penjelasannya

Selasa, 28 November 2023 - 10:41 WIB
Pada tahun 2009, wawancara dengan Dr Yehuda Hiss—mantan kepala Institut Forensik Abu Kabir—bocor. Dicatat pada tahun 2000 oleh Nancy Scheper-Hughes—profesor antropologi di Universitas California-Berkeley—Hiss mengatakan bahwa ahli patologi di institut tersebut mengambil kulit, kornea, tulang, dan katup jantung dari tubuh warga negara Israel, tentara Israel, warga Palestina, dan imigran seringkali tanpa persetujuan dari keluarga mendiang.

Rilis rekaman Scheper-Hughes adalah tanggapan terhadap artikel di surat kabar Swedia; Aftonbladet.

Publikasi tersebut menampilkan wawancara dengan warga Palestina yang menuduh bahwa para pemuda dari Tepi Barat dan Jalur Gaza dibunuh oleh militer Israel dan tubuh mereka dikembalikan dengan organ yang hilang.

Laporan itu memicu kecaman dari banyak pemimpin dan jurnalis di seluruh dunia.

“Apa pun yang dilakukan sangat informal. Tidak ada izin yang diminta dari keluarga,” kata Hiss.

Militer Israel membenarkan bahwa pengambilan organ memang terjadi, namun hal itu berakhir pada tahun 1990-an.

“Kegiatan ini berakhir satu dekade lalu dan tidak terjadi lagi,” kata seorang juru bicara pemerintah kepadaChannel 2 yang berbasis di Israel.

Donald Bostrom—jurnalis yang menulis artikel tersebut—mengatakan tidak ada bukti pasukan Israel mencuri tubuh warga Palestina untuk pengambilan organ, namun dia yakin kebijakan donasi Israel perlu diselidiki.

Dalam pernyataannya saat itu, Kementerian Kesehatan Israel mengatakan: "Pedoman pada saat itu tidak jelas. Selama 10 tahun terakhir, Abu Kabir telah bekerja sesuai etika dan hukum Yahudi."

Meskipun Hiss dipecat dari Institut Kedokteran Forensik Abu Kabir, outlet media Israel berhaluan kiri; Haaretz, melaporkan pada tahun 2015 bahwa dia telah dibayar sebagai saksi oleh Kementerian Kehakiman Israel atas keahliannya dalam "kasus-kasus penting" sejak meninggalkan jabatannya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More