Ini Daftar Penyebab Israel Bangkrut karena Perang Gaza!

Minggu, 26 November 2023 - 18:59 WIB
Israel mengalami kebangkrutan karena perang di Gaza melawan Hamas. Foto/Reuters
GAZA - Israel di ambang kebangkrutan karena habis-habisan dalam menghadapi perang Gaza melawan Hamas. Itu bisa menjadikan negara Israel terancam hancur karena kerugian yang besar.

Apa saja indikator kebangkrutan Israel? Berikut 4 indikator kebangkutan Israel karena Perang Gaza.

1. Israel Menghabiskan Rp746 Triliun untuk Biaya Perang Gaza



Foto/Reuters

Perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza dapat merugikan perekonomian Israel sebesar USD48 miliar atau Rp746 triliun selama tahun ini dan tahun depan. Itu diungkapkan perusahaan konsultan keuangan Capital Markets.



.

“Kemungkinan besar Israel akan menanggung dua pertiga dari total biaya perang, dan sisanya ditanggung oleh Amerika Serikat dalam bentuk bantuan militer,” lapor Israel Leader Capital Markets, dilansir Anadolu.

Perkiraan USD48 miliar ini lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, termasuk pengumuman baru-baru ini oleh Dewan Ekonomi Nasional Israel, yang memperkirakan kerugian akibat perang terhadap perekonomian Israel berpotensi mencapai 200 miliar shekel (USD54 miliar).

Kementerian Keuangan Israel memperkirakan pada bulan Oktober bahwa kerugian ekonomi akibat perang tersebut adalah USD270 juta per hari, dan menekankan bahwa berakhirnya perang tidak berarti hilangnya kerugian.

Angka-angka dari Leader Capital Markets menunjukkan bahwa pemerintah Israel kemungkinan perlu meminjam lagi untuk menghadapi apa yang digambarkan sebagai konflik bersenjata terburuk dalam setengah abad.

Badan tersebut mengutip Yali Rotenberg, kepala akuntan di Kementerian Keuangan Israel, yang mengatakan: “Kami bergerak maju dengan skenario dasar yang menunjukkan pertempuran selama beberapa bulan, dan kami sedang membangun penyangga tambahan. Kita bisa membiayai negara.”

Meskipun pemerintah menerbitkan obligasi internasional melalui penempatan swasta melalui bank-bank Wall Street, seperti Goldman Sachs, pemerintah bergantung pada pasar lokal untuk menyerap sebagian besar kebutuhan pembiayaannya.



2. Israel Sudah Menjatuhkan 40.000 Ton Bom



Foto/Reuters

Kepala kantor media pemerintah di Gaza telah berbicara dengan Al Jazeera tentang situasi di wilayah tersebut. Dia mengungkapkan, tentara Israel menjatuhkan sekitar 40.000 ton bom di Gaza sejak 7 Oktober.

"Kehancuran yang diakibatkan tentara Israel mencerminkan keinginannya untuk membuat Gaza tidak bisa dihuni," kata kepala kantor media di Gaza. "Kita perlu membangun rumah sakit lapangan yang besar karena Rumah Sakit al-Shifa – yang terbesar di Gaza – sudah tidak berfungsi lagi," ungkapnya.

3. Ratusan Tentara Israel Dibunuh Hamas



Foto/Reuters

Tentara Israel mengatakan setidaknya 391 tentara telah tewas sejak pecahnya konflik Gaza pada 7 Oktober. The Times of Israel melaporkan korban tewas termasuk 69 tentara sejak Israel memperluas serangannya di wilayah yang diblokade pada 27 Oktober.

Jumlah tersebut bisa saja lebih besar. Pasalnya, Israel kerap menyembunyikan jumlah tentaranya tewas. Apalagi, bukan rahasia lagi, Israel juga menggunakan tentara bayaran.

Sejak Israel mulai membombardir Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, lebih dari 14.128 warga Palestina telah terbunuh, termasuk lebih dari 9.750 wanita dan anak-anak, menurut angka terbaru.

Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja, juga telah rusak atau hancur akibat serangan udara dan darat yang tiada henti dari Israel terhadap wilayah kantong yang terkepung tersebut.

Blokade Israel juga telah memutus pasokan bahan bakar, listrik, dan air ke Gaza, serta menghambat pengiriman bantuan.

Sementara itu, korban tewas di Israel adalah sekitar 1.200 orang, menurut angka resmi.

4. Ekonomi Israel Mengalami Kemunduran



Foto/Reuters

Pertumbuhan ekonomi Israel melambat menjadi 2,8 persen pada kuartal ketiga tahun 2023, dibandingkan 3,3 persen pada kuartal kedua. Perlambatan ini terjadi di tengah berlanjutnya agresi Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober.

Menurut data statistik Israel yang diperoleh Al-Mamlaka TV, JPMorgan Chase Bank, sebuah bank multinasional Amerika, memperkirakan kontraksi ekonomi Israel sebesar 11 persen, sementara Standard & Poor's memperkirakan kontraksi ekonomi Israel sebesar 5 persen pada kuartal terakhir tahun ini. tahun berjalan.

Laporan Hapoalim Bank, bank ritel terbesar di Israel, mengungkapkan risiko tinggi bagi perusahaan kecil akibat perang di Gaza.

Bank secara signifikan meningkatkan penyisihan kerugian kredit menjadi 662 juta shekel pada kuartal ketiga dibandingkan dengan hanya 45 juta shekel pada kuartal yang sama tahun sebelumnya, yang berarti peningkatan sebesar 15 kali lipat.

Peningkatan provisi ini disebabkan oleh perang dan kekhawatiran bahwa hal ini akan menyebabkan krisis ekonomi yang meluas dan kebangkrutan perusahaan-perusahaan kecil.

JPMorgan, bank investasi terbesar di dunia, memperingatkan besarnya tantangan finansial dan ekonomi yang dihadapi perekonomian Israel akibat perang di Gaza, sehingga memperdalam defisit keuangan pemerintah Israel hingga 9 persen.
(ahm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More