6 Jalan Sulit bagi Israel Mengalahkan Hamas sebagai Perang yang Mustahil
Minggu, 26 November 2023 - 22:22 WIB
Foto/Reuters
Setelah operasi darat Israel diintensifkan pada tanggal 27 Oktober, tentara Israel bertujuan untuk mengepung benteng Hamas dengan membagi Jalur Gaza menjadi dua. Militer Israel menyerbu daerah kantong tersebut melalui Beit Hanoun di Gaza utara dan Bureij di Gaza tengah, yang merupakan jalur yang digunakan Israel selama serangan sebelumnya terhadap Hamas dan Jihad Islam.
"Strategi militer Israel telah memperoleh beberapa keberhasilan awal. Mereka berhasil mengepung Kota Gaza dengan cepat, yang dilindungi oleh percabangan Jalur Gaza," kata Samuel Ramani, peneliti Timur Tengah Universitas Oxford, dilansir The New Arab.
Pada tanggal 6 November, juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari menyatakan bahwa “hari ini ada Gaza utara dan Gaza selatan”. Pada tanggal 21 November, tentara telah mengepung Jabaliya di Gaza utara, yang digambarkan Israel sebagai benteng utama Hamas.
"Terlepas dari kemenangan-kemenangan ini, tugas tersulit militer Israel masih terbentang di depan mata. Ketika permusuhan di Jalur Gaza berlanjut setelah gencatan senjata jangka pendek, tentara Israel akan terpaksa terlibat dalam perang perkotaan," papar Ramani.
Ini tidak sesuai dengan kekuatannya. Militer Israel unggul ketika dapat memanfaatkan kelincahan pasukannya untuk melancarkan serangan terkonsentrasi di tempat-tempat yang tidak terduga. Keunggulan ini menjadi landasan kemenangan Israel melawan kekuatan Arab yang jauh lebih besar dalam Perang Enam Hari tahun 1967 dan Perang Yom Kippur tahun 1973.
Foto/Reuters
Dalam perang Gaza, Hamas mempunyai keuntungan dalam hal kejutan karena pasukannya dapat keluar dari terowongan mereka untuk menyerang tentara Israel dari sayap belakang dan kemudian menghilang. Taktik ini mirip dengan modus operandi yang digunakan Hamas saat menyerang Israel pada 7 Oktober lalu.
Menjelang serangan tersebut, pejuang Hamas muncul dari beberapa pintu keluar terowongan di pagar keamanan di sekitar Gaza dan menyerbu ke Israel selatan.
Setelah operasi darat Israel diintensifkan pada tanggal 27 Oktober, tentara Israel bertujuan untuk mengepung benteng Hamas dengan membagi Jalur Gaza menjadi dua. Militer Israel menyerbu daerah kantong tersebut melalui Beit Hanoun di Gaza utara dan Bureij di Gaza tengah, yang merupakan jalur yang digunakan Israel selama serangan sebelumnya terhadap Hamas dan Jihad Islam.
"Strategi militer Israel telah memperoleh beberapa keberhasilan awal. Mereka berhasil mengepung Kota Gaza dengan cepat, yang dilindungi oleh percabangan Jalur Gaza," kata Samuel Ramani, peneliti Timur Tengah Universitas Oxford, dilansir The New Arab.
Pada tanggal 6 November, juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari menyatakan bahwa “hari ini ada Gaza utara dan Gaza selatan”. Pada tanggal 21 November, tentara telah mengepung Jabaliya di Gaza utara, yang digambarkan Israel sebagai benteng utama Hamas.
"Terlepas dari kemenangan-kemenangan ini, tugas tersulit militer Israel masih terbentang di depan mata. Ketika permusuhan di Jalur Gaza berlanjut setelah gencatan senjata jangka pendek, tentara Israel akan terpaksa terlibat dalam perang perkotaan," papar Ramani.
Ini tidak sesuai dengan kekuatannya. Militer Israel unggul ketika dapat memanfaatkan kelincahan pasukannya untuk melancarkan serangan terkonsentrasi di tempat-tempat yang tidak terduga. Keunggulan ini menjadi landasan kemenangan Israel melawan kekuatan Arab yang jauh lebih besar dalam Perang Enam Hari tahun 1967 dan Perang Yom Kippur tahun 1973.
2. Kalah dengan Kejutan dari Pasukan Hamas karena Terowongan
Foto/Reuters
Dalam perang Gaza, Hamas mempunyai keuntungan dalam hal kejutan karena pasukannya dapat keluar dari terowongan mereka untuk menyerang tentara Israel dari sayap belakang dan kemudian menghilang. Taktik ini mirip dengan modus operandi yang digunakan Hamas saat menyerang Israel pada 7 Oktober lalu.
Menjelang serangan tersebut, pejuang Hamas muncul dari beberapa pintu keluar terowongan di pagar keamanan di sekitar Gaza dan menyerbu ke Israel selatan.
tulis komentar anda