5 Fakta Kerusuhan Dublin, Salah Satunya Dipicu Serangan di Sekolah

Sabtu, 25 November 2023 - 03:03 WIB
Kerusuhan Dublin, Irlandia, dipicu serangan kepada anak-anak di sekolah. Foto/Reuters
DUBLIN - Para pengunjuk rasa di Dublin berkelahi dengan polisi, membakar kendaraan dan menjarah toko-toko pada Kamis setelah tiga anak terluka dalam serangan pisau di luar sekolah.

Berikut adalah 5 pemicu kerusuhan di Dublin, Irlandia .

1. Dipicu Serangan Terhadap Anak-anak



Foto/Reuters

Tiga anak termasuk di antara lima orang yang terluka pada hari Kamis dalam serangan pisau di luar Gaelscoil Colaiste Mhuire, sebuah sekolah untuk anak-anak usia sekolah dasar.



Polisi mengatakan tampaknya seorang pria berusia 50-an menyerang sejumlah orang tak lama setelah pukul 13:30 GMT pada hari Kamis. Anggota masyarakat melakukan intervensi pada tahap awal serangan.

Pria yang diduga berada di balik serangan itu juga terluka dan ditahan. Polisi mengatakan mereka tidak mencurigai keterlibatan orang lain.

Menurut laporan setempat, serangan itu terjadi ketika siswa keluar dari sekolah. Setelah serangan tersebut, kerusuhan dengan kekerasan terjadi tepat setelah pukul 18:00 GMT ketika sekelompok 50 pengunjuk rasa anti-imigran menerobos penghalang polisi.

2. Kelompok Sayap Kanan Marah



Foto/Reuters

Polisi menyalahkan agitator sayap kanan yang memulai kekerasan. Beberapa orang berteriak “keluarkan mereka” dan salah satu dari mereka menendang kaca spion mobil polisi. Kendaraan dibakar dan toko-toko dijarah.

Polisi mengatakan lebih dari 400 petugas, termasuk banyak yang mengenakan perlengkapan antihuru-hara, dikerahkan di pusat kota Dublin untuk meredam kerusuhan. Kepala polisi Irlandia mengatakan pada hari Jumat bahwa 34 orang ditangkap terkait kerusuhan tersebut. Dari mereka, “32 … akan hadir di pengadilan pagi ini,” kata Komisaris Polisi Drew Harris pada konferensi pers, dilansir Al Jazeera.

3. Hooligan Dituduh Beraksi



Foto/Reuters

Polisi mengatakan kerusuhan itu didorong oleh “faksi gila dan hooligan yang didorong oleh ideologi sayap kanan” dan memperingatkan terhadap “informasi yang salah”. Polisi tidak mau berkomentar mengenai identitas atau kewarganegaraan pria yang ditahan tersebut.

Parnell Square East adalah alun-alun Georgia di jantung kota Dublin. Berbatasan dengan Garden of Remembrance dan membentang ke selatan menuju O'Connell Street, jalan raya utama Dublin.

Setelah serangan itu, garis polisi dipasang di sekitar gedung Parlemen Irlandia dan Leinster House. Komisaris Polisi Harris mengatakan 13 toko dirusak atau dijarah, 11 mobil polisi dirusak dan dihancurkan serta tiga bus dan satu trem.

4. Situasi Bisa Dikendalikan

Menurut pihak berwenang, pusat kota Dublin kini tenang, namun petugas masih beroperasi dan memantau situasi. Pusat Manajemen Lalu Lintas dan Insiden Dewan Kota Dublin mengatakan Jalan O’Connell ke arah utara ditutup sementara Parnell Square Timur dan Utara ditutup.

The Independent melaporkan bahwa masyarakat didesak untuk bekerja dari rumah pada hari Jumat.

5. Dikutuk Banyak Pihak

Presiden Michael D Higgins mengatakan pada hari Kamis bahwa pikirannya tertuju pada “setiap anak dan keluarga mereka yang terkena dampak serangan mengerikan. “Kami secara khusus memikirkan anak perempuan berusia lima tahun dan anggota staf yang merawatnya yang keduanya berada dalam kondisi serius di rumah sakit. Semua doa kami menyertai mereka masing-masing untuk kesembuhan penuh.” Higgins juga mengatakan polisi berhak mendapatkan “semua dukungan kami dalam menangani insiden tersebut”.

Perdana Menteri Leo Varadkar mengatakan dia terkejut dengan kejadian tersebut dan juga mengatakan pemerintahnya akan segera mengambil langkah untuk memperketat undang-undang anti-kebencian. “Sebagai sebuah negara kita perlu merebut kembali Irlandia. Kita perlu menjauhkan mereka dari ketakutan yang bersembunyi di balik topeng dan mencoba menakuti kita dengan kekerasan mereka,” kata Varadkar.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan dia “terkejut” dengan “serangan brutal” tersebut. “Apa yang kami lihat tadi malam adalah pecahnya kekerasan yang luar biasa,” kata Harris pada hari Jumat. “Ini adalah pemandangan yang belum pernah kita lihat selama beberapa dekade.”

“Saya pikir kita telah melihat unsur radikalisasi. Kita telah melihat sekelompok orang yang menganggap remeh fakta dan membuat asumsi-asumsi yang penuh kebencian dan kemudian bertindak dengan cara yang tidak senonoh dan mengganggu masyarakat kita,” tambahnya.
(ahm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More