Kandidat Cawapres Biden Berpotensi Jadi Presiden
Jum'at, 07 Agustus 2020 - 11:14 WIB
Kandidat yang diutamakan adalah Rice. Dia pun mengklaim dirinya memiliki pengalaman selama 20 tahun bekerja di level eksekutif. “Kita harus bekerja untuk rakyat AS. Bergulat dengan krisis dan mencari solusi yang diperlukan,” ujarnya. (Baca juga: Diambang Resesi, Misbakhun Usulkan Listrik hingga Cicilan Mobil Dibayar Negara)
Rice memiliki kelebihan karena pernah menjadi Duta Besar AS untuk PBB. Ketika Biden memilihnya, maka Rice lebih menjadi mitra dalam pemerintahan dibandingkan sebagai mitra berpolitik. Biden juga menginginkan wapres yang memiliki hubungan dekat dengannya, dan Rice pernah memiliki kerja sama erat serta hubungan dekat dalam pemerintahan Barack Obama.
Kelemahan Rice adalah dia tidak memiliki pengalaman sebagai pejabat yang dipilih publik. Dia juga tidak dikenal luas rakyat AS. Dengan bekal pengalaman sebagai diplomat, Rice memiliki peranan kuat dalam tim kebijakan luar negeri yang menjadi fokus Biden. Rice disebut Republik sebagai tokoh AS yang menjadi alasan serangan 2012 di konsulat AS di Benghazi.
Kandidat cawapres lainnya adalah Kamala Harris. Namun, banyak pihak menyebutkan bahwa Biden tidak terlalu suka dengannya karena dia pernah menyerang Biden saat kampanye pemilu pendahuluan Partai Demokrat. Harris menyebut Biden mengusulkan kebijakan rasis dengan pemisahan bus sekolah antara anak kulit putih dan hitam.
Namun, namanya kerap disebut sebagai kandidat cawapres Biden di garda depan. Dia juga memiliki pengalaman sebagai anggota Senat dan Jaksa Agung California. Latar belakangnya beragam, ibunya berasal dari India dan ayahnya merupakan keturunan Jamaika. Namanya juga semakin populer pada pemilu pendahuluan Partai Demokrat. (Baca juga: Gagak Hitam Bongkar Sindikat Narkoba, 7 Warga Diringkus)
Di kalangan Partai Demokrat, Harris merupakan politikus yang didukung menjadi cawapres bagi Biden. Saat ramai isu perlawanan rasial, Harris juga selalu mengusulkan reformasi polisi. Saat penggalangan dana di California untuk tim kampanye Biden, Harris mampu mengumpulkan dana USD2 juta yang dilaksanakan secara virtual. Dia juga agresif untuk merebut nominasi cawapres sejak Biden mengumumkan akan merekrut perempuan kulit hitam sebagai pasangannya.
Selanjutnya adalah Karen Bass. Anggota parlemen California ini merupakan pemimpin Congressional Black Caucus. Dia memiliki kemampuan untuk merangkul semua bagian di Partai Demokrat. Maklum, dia sudah terpilih sebagai anggota Kongres selama lima periode. Selama demonstrasi massal, dia juga kerap menyerukan rasisme institusional dan kebijakan di AS.
Sebelumnya, faktor lain yang menjadi pertimbangan bagi kandidat cawapres adalah peristiwa pemicu dan seseorang yang simpati dengan Biden. Tentu Biden akan memilih kandidat yang memiliki hubungan personal dengannya. “Calon wapres juga tidak perlu memiliki pengalaman kebijakan luar negeri karena itu menjadi kekuatan Biden. Namun, cawapres perempuan juga memiliki pengalaman dan isu pertahanan,” kata Biden. (Lihat videonya: Penutupan Gedung DPRD DKI Jakarta Diperpanjang)
Biden memang telah berulang kali akan memilih cawapres perempuan. Biden memang memahami dirinya mendapatkan tekanan agar perempuan kulit hitam dipilih sebagai cawapresnya. (Andika H Mustaqim)
Rice memiliki kelebihan karena pernah menjadi Duta Besar AS untuk PBB. Ketika Biden memilihnya, maka Rice lebih menjadi mitra dalam pemerintahan dibandingkan sebagai mitra berpolitik. Biden juga menginginkan wapres yang memiliki hubungan dekat dengannya, dan Rice pernah memiliki kerja sama erat serta hubungan dekat dalam pemerintahan Barack Obama.
Kelemahan Rice adalah dia tidak memiliki pengalaman sebagai pejabat yang dipilih publik. Dia juga tidak dikenal luas rakyat AS. Dengan bekal pengalaman sebagai diplomat, Rice memiliki peranan kuat dalam tim kebijakan luar negeri yang menjadi fokus Biden. Rice disebut Republik sebagai tokoh AS yang menjadi alasan serangan 2012 di konsulat AS di Benghazi.
Kandidat cawapres lainnya adalah Kamala Harris. Namun, banyak pihak menyebutkan bahwa Biden tidak terlalu suka dengannya karena dia pernah menyerang Biden saat kampanye pemilu pendahuluan Partai Demokrat. Harris menyebut Biden mengusulkan kebijakan rasis dengan pemisahan bus sekolah antara anak kulit putih dan hitam.
Namun, namanya kerap disebut sebagai kandidat cawapres Biden di garda depan. Dia juga memiliki pengalaman sebagai anggota Senat dan Jaksa Agung California. Latar belakangnya beragam, ibunya berasal dari India dan ayahnya merupakan keturunan Jamaika. Namanya juga semakin populer pada pemilu pendahuluan Partai Demokrat. (Baca juga: Gagak Hitam Bongkar Sindikat Narkoba, 7 Warga Diringkus)
Di kalangan Partai Demokrat, Harris merupakan politikus yang didukung menjadi cawapres bagi Biden. Saat ramai isu perlawanan rasial, Harris juga selalu mengusulkan reformasi polisi. Saat penggalangan dana di California untuk tim kampanye Biden, Harris mampu mengumpulkan dana USD2 juta yang dilaksanakan secara virtual. Dia juga agresif untuk merebut nominasi cawapres sejak Biden mengumumkan akan merekrut perempuan kulit hitam sebagai pasangannya.
Selanjutnya adalah Karen Bass. Anggota parlemen California ini merupakan pemimpin Congressional Black Caucus. Dia memiliki kemampuan untuk merangkul semua bagian di Partai Demokrat. Maklum, dia sudah terpilih sebagai anggota Kongres selama lima periode. Selama demonstrasi massal, dia juga kerap menyerukan rasisme institusional dan kebijakan di AS.
Sebelumnya, faktor lain yang menjadi pertimbangan bagi kandidat cawapres adalah peristiwa pemicu dan seseorang yang simpati dengan Biden. Tentu Biden akan memilih kandidat yang memiliki hubungan personal dengannya. “Calon wapres juga tidak perlu memiliki pengalaman kebijakan luar negeri karena itu menjadi kekuatan Biden. Namun, cawapres perempuan juga memiliki pengalaman dan isu pertahanan,” kata Biden. (Lihat videonya: Penutupan Gedung DPRD DKI Jakarta Diperpanjang)
Biden memang telah berulang kali akan memilih cawapres perempuan. Biden memang memahami dirinya mendapatkan tekanan agar perempuan kulit hitam dipilih sebagai cawapresnya. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda